Jumat, 23 Januari 2015

KISAH PILU DIBALIK SENYUM SEORANG GURU




Panggilan menjadi seorang Guru
 adalah cita-citaku semenjak aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
 Masih membekas di ingatan kala Guru Kelasku bertanya,
" Kamu mau jadi apa jika kamu besar nanti?". 
Dengan penuh semangat tanpa beban ku jawab,
" mau jadi Guru,Pak". 
Guruku balik bertanya," Apa alasannya kamu mau menjadi Guru?",
"Saya mau seperti Bapak / Ibu  Guru,
 bisa memberi kami pelajaran, 
bisa membuat kami dari tidak tahu menjadi tahu,
 dan aku melihat Bapak Guru tahu segala-galanya, 
saya ingin menjadi seperti Bapak Guru".

Kini.......
Aku sudah menjadi Guru, 
pertanyaan Guruku terjawab sudah .
 Cita-citaku terpenuhi. 
Keseharianku, ..
aku menjalani kehidupanku sebagai seorang Guru. 


Guru dimataku dulu adalah guru yang tahu segala sesuatu,

 namun kini guru yang melekat pada diriku, 
adalah guru yang harus berpacu dengan waktu .
 Dalam keseharianku, 
aku harus berpacu dengan hetero karakter siswa/siswiku.
 Kadang hatiku terhanyut
 kala menghadapi siswa yang karakternya sukar dikendalikan.


 Kadang mereka tak mau tahu dengan keadaannya, 

padahal Guru selalu mencemaskan mereka
 melebihi dari apa yang mereka dapati di rumah,
 namun sayang 
mereka tak pernah mau menyadarinya.

Pengorbanan waktu dan tenaga 
adalah bagian dari pengabdian Guru
 yang tak pernah mengharap. 

Nasehat dan doa Guru adalah 
satu dari cinta terbesar Guru
 yang tak pernah mengharapkan dibalas. 

Hanya satu harapan Guru,
 "Biarkan Senyum Terukir di Bibir Gurumu
 kala melihat kemajuanmu walau sedikit"

Tetap Semangat.......!!

Tidak ada komentar: