Jumat, 23 Januari 2015



Kisah Maman Supratman Guru Honorer Berusia 74 Tahun yang Serba Bisa

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Panggilan hati untuk mendidik bisa datang kepada siapa saja. Tak terkecuali bagi Maman Supratman, guru honorer yang mengabdi di SMPN 17 Kota Bekasi. Di usianya yang sudah 74 tahun dia tetap semangat menularkan ilmunya kepada murid-muridnya.
Di sekolahnya, Maman mengajar mata pelajaran kesenian khususnya seni musik angklung. Tidak hanya itu, dia juga mengajar seni rupa.
"Saya juga mengajar elektro pada mata pelajaran fisika," kata Maman usai mengajar angklung di SMPN 17 Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (2/12/2014).
Kemampuannya bermusik didapatnya secara otodidak. Setelah keluar sebagai karyawan di pabrik kertas pada tahun 1970, dia pergi ke daerah Jatiluhur, Jawa Barat. Dia melihat banyak bambu hitam di daerah itu dan berinisiatif membuat alat musik angklung.
"Saya akhirnya bisa membuat alat musik arumba,angklung, dan kulintang," katanya.
Sementara, kemampuannya di bidang fisika diperolehnya saat menempuh kuliah B1 IPA setara diploma satu pada tahun 1960 di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Maman mengisahkan, saat dia pertama kali mengajar di sekolah ini tidak ada teknisi gedung.

"Saya merangkap di bagian gedung dan listrik karena tidak ada orang," ujarnya.
Ketika upacara bendera di sekolah pada hari Senin, Maman juga menjadi pengiring lagu Indonesia Raya.
"Pak Maman mengiringi dengan organ. Dia tidak pernah terlambat," kata guru mata pelajaran bahasa Indonesia, Sukamto. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan apresiasi kepada Maman. Menurut dia, Maman dapat dijadikan teladan bagi para peserta didik.
"Apa yang dikerjakan Pak Maman ini dihargai berapa pun tidak ternilai karena kemuliaan itu tidak bisa dirupiahkan," katanya saat berkunjung ke SMPN 17 Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (2/12/2014).
"Nanti kalau sudah jadi orang kalian ingat guru di sini ya. Ingat Pak Maman karena kalau adik-adik ingat dan doakan, Insya Allah menjadi aliran pahala buat mereka," pesan Menteri Anies kepada siswa di sekolah itu.
Maman menjadi perbincangan di media sosial facebook setelah pemilik akun Sukamto MPd mengunggah cerita tentang Maman di akun facebooknya. Dia mengunggah profil Maman disertai foto saat mengenakan seragam PGRI pada 25 November lalu, yang bertepatan dengan peringatan Hari Guru. (Agung SW/Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

post 2 :

Sosok Maman Supratman Guru honorer 40 tahun mengajar dan belum diangkat PNS telah ramai diperbincangkan di berbagai media sosial dan media online belum lama ini. 

Pria berusia 75 tahun ini masih berstatus sebagai guru honorer di sekolah negeri. Dan sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda pengangkatan Pak Maman sebagai guru PNS.

Anies Baswedan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) memberikan semangat dan apresiasi yang tinggi kepada Maman Supratman, guru honorer berusia 74 tahun. Maman mendedikasikan dirinya menjadi guru honorer sejak tahun 1974

Di sekolahnya, dia mengajar mata pelajaran kesenian khususnya angklung seperti informasi yang dilansir dari media republika.co.id.
Kisah Guru Honorer Maman Heboh Di Sosial Media Facebook

Maman Guru Honorer Selama 40 Tahun Belum Diangkat PNS


Profil biodata maman guru honorer yang telah mengabdikan dirinya puluhan tahun di SMPN 17 Kota Bekasi Jawa Barat semenjak dari tahun 1974. Nama lengkapnya Maman Supratman. Usianya 75 tahun. Dan telah mengabdi selama 40 tahun sebagai guru honorer.

Maka, ramailah media sosial di internet tentang maman ini. Apalagi, sampai sekarang, belum ada tanda-tanda Maman akan diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS), apalagi Maman sendiri juga tidak pernah menuntut untuk diangkat sebagai PNS.

"Saya, atas nama pemerintah ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi. Insya Allah guru seperti Pak Maman ini, kami sebut guru mulia, yang bisa jadi contoh buat semua,” kata Menteri Anies saat mendatangi Maman di SMPN 17 Bekasi, Jawa Barat, Selasa 2 Desember 2014.

Saat tiba di sekolah ini, Mendikbud sempat menunggu beberapa waktu karena Maman sedang mengajar di sekolah lain. Pada kunjungannya, Mendikbud didampingi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad.

Mendikbud mengatakan, pengabdian Maman yang tulus ini dapat menjadi teladan. Menurut dia, apa yang dikerjakan Maman tidak ternilai. “Dihargai berapa pun tidak ternilai karena kemuliaan itu tidak bisa dirupiahkan,” katanya. 

Maman menjadi perbincangan di media sosial facebook setelah pemilik akun Sukamto MPd mengunggah cerita tentang Maman di akun facebooknya. Dia mengunggah profil Maman disertai foto saat mengenakan seragam PGRI pada 25 November lalu, yang bertepatan dengan peringatan Hari Guru. 

Sukamto merupakan guru bahasa Indonesia di SMPN 17 Bekasi. Sampai Selasa tanggal 2 Desember 2014 siang statusnya mendapatkan 22.684 likes dan dibagikan sebanyak 7.431 kali.

Kepala Sekolah SMPN 17 Bekasi Untung Hartono mengaku termotivasi oleh semangat mendidik Maman. Menurut dia, Maman selalu aktif dalam setiap kegiatan di sekolah. “Ke mana pun dia selalu ikut dan mendampingi. Dia tidak mau ketinggalan,” katanya.

Maman mengatakan, dia menjadi guru awalnya karena tidak sengaja. Saat itu dia bekerja di pabrik kertas dan kemudian berhenti bekerja pada tahun 1970. 

Setelah itu dia berjualan angklung buatannya sendiri. “Tahun 1976 ada sekolah yang pesan alat musik angklung. Saya akhirnya ditawari menjadi guru kesenian,” katanya. 

Cerita Maman guru honorer ini adalah sejatinya telah mengajar di sekolah SMPN 17 Kota Bekasi. Ia merupakan angkatan pertama guru Honorer sejak 1974. Lama status dirinya sebagai guru honorer menuai simpati dari para pengguna internet. Sebab, Maman tidak pernah menuntut, namun sampai sekarang ia masih bersemangat mengajar.
"Bpk kemendikbudikdas, kami punya guru abadi honorer yang sangat setia dan loyal terhadap profesinya sebagai guru. Beliau honor pertama di sekolah negeri tahun 1974, dengan mata pelajaran serba bisa di zamannya. Sampai sekarang beliau masih honor sebagai guru di usianya yang ke 75 tahun. Beliau sudah honor di sekolah negeri selama 40 tahun sampai sekarang tak pernah menuntut bahkan smangatnya melebihi guru yunior," tulis Sukamto MPd yang memposting cerita mengenai Pak Maman yang langsung viral.

Postingan yang di-upload sejak 25 November lalu, saat hari Guru, ini langsung menuai komentar. Kebanyakan mereka merasa miris dengan nasib pahlawan tanpa tanda jasa ini. Namun, mereka juga mengacungi jempol dengan semangat Pak Maman.

Maman pertama kali mengajar di SMP 1 Pondok Gede, yang sekarang bernama SMPN 6 Bekasi. Saat ada pengangkatan pegawai dirinya juga mengajukan pemberkasan namun terkendala usia. Saya sudah berumur 40, sedangkan batas usia saat itu 37 tahun, katanya.

Beberapa tahun kemudian ada pemutihan pengangkatan pegawai. Batas usianya dinaikkan menjadi 39 tahun. Namun lagi-lagi Maman tidak bisa diangkat karena usianya saat itu sudah 42 tahun.

Status honorer tidak menjadi halangan baginya untuk menularkan ilmu ke anak didiknya. "Saya tidak pikir, pokoknya kerja. Saya sudah tua begini cuma ingin 
menurunkan ilmu," katanya.

sumber : http://abufarras.blogspot.com/

Tidak ada komentar: