Jumat, 23 Januari 2015

Menjadi Guru Hebat yang Menerapkan PTK


Oleh : Syarifah Reza Ayu Nurimani (Makmal Pendidikan)
Sewaktu menjalani pendidikan di Sekolah Guru Indonesia (SGI), salah satu materi kuliah yang saya pelajari mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebelum masuk pada materi utama, pagi itu di buka dengan appersepsi yang dibawakan oleh pak Dedi Dwitagama, beliau memulai dengan kata “Menjadi Guru Hebat itu Gampang”. Pak Dedi menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang guru hebat di abad 21 ini dibutuhkan tiga hal yaitu; Live together, Be productive, Publication. Beliau melanjutkan bahwa seorang guru hebat harus hidup bersama atau menyatu dengan  murid dan lingkungan sekitar sekolah, harus peka dengan hal-hal yang tampak di depan mata.
Yang kedua, untuk menjadi seorang guru hebat dibutuhkan produktifitas atau prestasi, seorang guru harus menghasilkan prestasi atau hal-hal baru yang dapat mengispirasi anak didiknya. Contoh sebagian adalah menulis, seorang guru dapat menghasilkan prestasinya melalui tulisan, menulis buku, menulis blog, menulis di media dan sebagainya. Contoh lain adalah menciptakan prestasi sekolahnya yang luar dari biasanya, Pak Dedi mengambil contoh dari sekolah yang berada dibawah kepemimpinan, sekolah teknik menengah yang sering tawuran diubahnya menjadi sekolah yang penuh dedikasi, disiplin, dan berprestasi.
 Pak Dedi menceritakan, untuk mengubahnya bukanlah hal yang mudah, butuh proses yang matang. Pak Dedi menerapkan sistem militer ke dalam MOS (Masa Orientasi Siswa) untuk siswa yang baru masuk, untuk apa? Untuk membangun kepribadian yang berkarakter dan berdisiplin. Hal yang paling kuat dipegang Pak Dedi untuk mengupgrade siswanya adalah siswa itu mau dibina dengan kedisiplinan, kejujuran, kesungguhan, reward dan punishment. Pak Dedi tidak segan-segan mengeluarkan siswa yang berbelok dari persetujuan. Pak Dedi menjelaskan lagi, menjadi guru hebat jangan segan-segan selalu memberikan apresiasi tinggi untuk prestasi yang dilakukan oleh siswa, meski hanya prestasi kecil dan sederhana, ini bertujuan untuk membangun rasa percaya diri seorang anak untuk menatap masa depannya dengan penuh cita tinggi.
Yang ketiga adalah publikasi, seorang guru hebat jangan malu untuk mempublikasikan “kehebatannya”, guru hebat haru memberi tahu kepada dunia luar tentang kehebatannya, dengan begitu dunia luar akan memberikan pengakuan atas “kehebatannya” sebagai guru hebat dan tanpa disadari sang guru hebat telah menginspirasi dunia luar tersebut. Diakhir cerita, Pak Dedi menjelaskan jika guru hebat itu harus memiliki tiga hal, yaitu : knowing the good, feeling the good and action the good.
Oleh : Syarifah Reza Ayu Nurimani, S.Pd (alumni mahasiswa Sekolah Guru Indonesia Angkatan V / PO Pendamping Sekolah Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa)
Setelah Pak Dedi menutup cerita, kegiatan kelas di sambung oleh Pak Wijaya Kusumah atau yang biasa dipanggil dengan sebutan akrab, Om Jay. Om Jay membawakan materi tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), materi dimulai dengan kerenyahan pembukaan tawa,  “mulailah kelasmu dengan semenarik mungkin” ujar Om Jay. Karena waktu yang terbatas, maka materi PTK masih pada tahap pembukaan, sebagai pembukaan Om Jay meminta kami semua menonton video yang dibuat oleh anak didiknya disekolah. Video pertama tentang lingkungan yang ada di Jakarta, dan yang kedua tentang persaingan prestasi yang positif antara dua orang siswa. Video yang luar biasa menurut saya, video yang bagus yang hampir sekelas dengan sutradara film untuk di buat oleh anak SMP.
Di  pertengahan penyampaian materi, Om Jay meminta kami melihat dan meresapi beberapa video mengenai PTK , video yang berisi tentang permaslahan yang terjadi pada kebanyakan sekolah. Solusinya adalah perlu dilakukannya PTK. PTK itu sendiri adalah suatu penelitian tindakan dimana permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan yang benar-benar dihadapi oleh peserta didik sekaligus permasalahan yang muncul secara terus menerus dikelas ketika guru mengajar (sukardi, 2004:2011). PTK dapat dilakukan seperti biasanya ketika guru mengajar tanpa terkurangnya jam pelajaran.
Menjadi guru hebat haruslah memaksimalkan usaha dan cinta yang tulus kepada peserta  didiknya. Karena hasil itu berkorelasi dengan kerja keras dan kerja ikhlas yang tinggi, ketika semua telah dilaksanakan lihatlah apa yang akan terjadi.

Tidak ada komentar: