Salah satu tugas seorang guru adalah mengadministrasikan apa yang akan dikerjakan dan apa yang sudah dikerjakan. Di antara administrasi yang mesti dipenuhi guru adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tapi apakah RPP mesti dibuat seragam, dan apakah RPP sebagaimana yang dibuat oleh guru itu memang benar-benar penting dibuat, atau hanya sekadar formalitas belaka? Jawabannya tentu akan beragam. Dan kali ini kita tidak akan membincang soal hal itu. Tapi Anda boleh membaca tulisan saya yang berkaitan dengan masalah tersebut: Hantu Administrasi Guru. Untuk posting kali ini, kita akan membicarakan seputar perbedaan RPP Kurikulum 2013 (Kurtilas) dan RPP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Hem, ini bahasan yang sebenarnya sedang ramai, jika keramaian tidak hanya ditandai dengan suara yang terdengar oleh telinga dan pemberitaan media. Kalau kita bisa mendengar suara hati para guru, mungkin akan terbuktikan keramaian itu. Di media sosial, kadang saya temukan guru yang mengaku bingung bagaimana membuat RPP Kurtilas lalu meminta agar ada yang sudi membuatkannya. Sementara beberapa oknum justru memanfaatkan kesempatan konversi Kurikulum KTSP ke Kurtilas dengan berjualan CD bersisi kumpulan RPP. Satu keping CD berisi kumpulan RPP semua Mapel bisa dijual seperempat juta, sebuah harga yang bagi saya cukup besar. Tapi demi memenuhi tuntutan administrasi, demi senyum atasan, dan demi cairnya sertifikasi, tidak jarang guru yang enteng membelinya setelah—mungkin— patungan dengan teman-temannya. Ini mungkin agak sesuai dengan janji Sang Menteri, bahwa tidak akan ada guru yang dirugikan dengan pergantian kurikulum, melainkan akan banyak orang diuntungkan, salah satunya penjual CD RPP. Hehe…
Lhah kok saya malah nerocos kemana-mana. Mana perbedaan RPP KTSP dan RPP Kurtilasnya? Sebenarnya ada cara yang sangat mudah untuk mengetahui perbedaan RPP kedua kurikulum tersebut. Sandingkan saja RPP KTSP dan Kurtilas. Jika anda belum punya RPP Kurtilas saya sarankan untuk tidak membeli karena sekarang sudah banyak beredar RPP Kurtilas di internet, anda tinggal unduh saja, gratis. Setelah anda menyandingkan dua RPP yang berbeda kurikulum tinggal diamati untuk kemudian mencari perbedaannya.
Tapi kalau anda penasaran ingin cepat tahu, marilah saya tunjukkan beberapa.
Bahwa memang, RPP dua kurikulum tersebut nyaris sama dan hanya susunannya yang berbeda. Tetapi sebenarnya tidak. Kita bisa lihat, misalnya pada Kompetensi Dasar. Di KTSP, kompetensi dasar (KD) dan indikator berdiri sendiri, sementara RPP Kurtilas, KD digabung dengan indikator.
Tidak hanya itu, dalam pembuatan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran RPP Kurtilas guru mesti memodifikasi sedemikian rupa sehingga ketiganya juga terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter.
Perbedaan juga bisa kita temukan pada bagian langkah-langkah pembelajaran. Jika pada RPP KTSP kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, maka pada RPP Kurtilas kegiatan inti terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring yang bermula dari pedekatan saintifik (ilmiah) dan kontekstual sebagai sarana untuk memeroleh kemampuan kreatifitas siswa.
Perbedaan yang mencolok juga terdapat pada lembar penilaian. Pada kurikulum yang baru mesti dicantumkan item lembar pengamatan sikap pada bentuk instrumen, sementara pada kurikulum lama tidak.
Terakhir saya ingin menyampaikan bahwa meskipun pembuatan RPP berbeda antara satu kurikulum dan kurikulum lainnya, tetapi hakikat dari RPP itu sendiri tidak berubah. Yaitu, sebagai rencana yang menggambarkan sebuah langkah dan pengorganisasian pembelajaran guna mencapai Kometensi Dasar yang ditetapkan di dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam Silabus. Demikian. Semoga bermanfaat. sumber gambar: petikan slide di www.slideee.com/slide/karakteristik-rpp-ktsp-dan-kurikulum-2013
Hem, ini bahasan yang sebenarnya sedang ramai, jika keramaian tidak hanya ditandai dengan suara yang terdengar oleh telinga dan pemberitaan media. Kalau kita bisa mendengar suara hati para guru, mungkin akan terbuktikan keramaian itu. Di media sosial, kadang saya temukan guru yang mengaku bingung bagaimana membuat RPP Kurtilas lalu meminta agar ada yang sudi membuatkannya. Sementara beberapa oknum justru memanfaatkan kesempatan konversi Kurikulum KTSP ke Kurtilas dengan berjualan CD bersisi kumpulan RPP. Satu keping CD berisi kumpulan RPP semua Mapel bisa dijual seperempat juta, sebuah harga yang bagi saya cukup besar. Tapi demi memenuhi tuntutan administrasi, demi senyum atasan, dan demi cairnya sertifikasi, tidak jarang guru yang enteng membelinya setelah—mungkin— patungan dengan teman-temannya. Ini mungkin agak sesuai dengan janji Sang Menteri, bahwa tidak akan ada guru yang dirugikan dengan pergantian kurikulum, melainkan akan banyak orang diuntungkan, salah satunya penjual CD RPP. Hehe…
Lhah kok saya malah nerocos kemana-mana. Mana perbedaan RPP KTSP dan RPP Kurtilasnya? Sebenarnya ada cara yang sangat mudah untuk mengetahui perbedaan RPP kedua kurikulum tersebut. Sandingkan saja RPP KTSP dan Kurtilas. Jika anda belum punya RPP Kurtilas saya sarankan untuk tidak membeli karena sekarang sudah banyak beredar RPP Kurtilas di internet, anda tinggal unduh saja, gratis. Setelah anda menyandingkan dua RPP yang berbeda kurikulum tinggal diamati untuk kemudian mencari perbedaannya.
Tapi kalau anda penasaran ingin cepat tahu, marilah saya tunjukkan beberapa.
Susunan RPP Kurikulum 2013
Susunan RPP KTSP
Bahwa memang, RPP dua kurikulum tersebut nyaris sama dan hanya susunannya yang berbeda. Tetapi sebenarnya tidak. Kita bisa lihat, misalnya pada Kompetensi Dasar. Di KTSP, kompetensi dasar (KD) dan indikator berdiri sendiri, sementara RPP Kurtilas, KD digabung dengan indikator.
Tidak hanya itu, dalam pembuatan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran RPP Kurtilas guru mesti memodifikasi sedemikian rupa sehingga ketiganya juga terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter.
Perbedaan juga bisa kita temukan pada bagian langkah-langkah pembelajaran. Jika pada RPP KTSP kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, maka pada RPP Kurtilas kegiatan inti terdiri dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring yang bermula dari pedekatan saintifik (ilmiah) dan kontekstual sebagai sarana untuk memeroleh kemampuan kreatifitas siswa.
Perbedaan yang mencolok juga terdapat pada lembar penilaian. Pada kurikulum yang baru mesti dicantumkan item lembar pengamatan sikap pada bentuk instrumen, sementara pada kurikulum lama tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar