Jumat, 30 Januari 2015

Penjual Kue Itu menjadi Guru Teladan


Penjual Kue Itu menjadi Guru Teladan
Wayan Darti (foto : ist)

Penjual Kue Itu menjadi Guru Teladan

Dari sana kiprahnya menjadi guru dimulai. Menjual Kue sambil mengajar.
Merantau dari Bangli ke Singaraja membuatnya menjadi pribadi yang mandiri . Walaupun penghasilan sebagai guru cukup untuk membiayai kehidupan sehari harinya di perantauan namun beliau pernah mencoba usaha kecil kecilan karena hobi yaitu berjualan kue. Bahkan masih sampai sekarang usaha itu masih dijalani, tetapi sudah diserahkan untuk dikelola orang lain.
Inilah Ni Wayan Darti, S.PD.M.Pd, guru yang mewakili Bali menuju menjadi peserta lomba guru teladan tingkat nasional 2013.
Lakukan sesuatu dengan maksimal dan semangat. Itulah semboyan hidup dari seorang guru yang sering dipanggil Bu Wayan Darti. Sungguh sesuatu maksimal akan mendatangkan hasil yang baikl pula. Memang semangat adalah motivasi untuk mencapai apa yang mesti dicapai.
Ciri khas dari guru yang satu ini adalah senyum. Senyum setiap saat. Entah dia berada dimanapun selalu senyum. Bertemu dengan siapapun senantiasa ada senyum di bibir itu.  Beliau adalah guru berprestasi tahun 2013 ini membawa nama Bali ke tingkat nasional.
Nama lengkapnya Ni Wayan Darti, S.Pd.,M.Pd. akrab dipanggil Bu Wayan atau Bu Darti oleh anak didiknya di Sekolah Dasar No 4 Ubung Denpasar Bali.
Lahir di Desa Siakin, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli tanggal 16 Pebruari 1972, Wayan Darti menjalani masa anak-anak seperti kebanyakan anak lainnya. Meskipun sekolah terletak lumayan jauh dari rumahnya, dengan berjalan sekitar 3 km melewati kawasan perbukitan, Wayan Darti kecil selalu menjalani dengan riang gembira.
Sebagai anak seorang petani dan anak sulung dari lima bersaudara, dari pasangan Jro Mangku Dana (alm) dan Jro Mangku Likub, kegiatan sehari hari setelah pulang dari sekolah selalu dipenuhi dengan membantu orang tua bekerja di ladang. Namun demikian, prestasi di sekolahnya, sangatlah membanggakan.
Terhitung dari SD sampai SMP, Wayan Darti kecil selalu mendapatkan juara 1 di kelasnya. Selain itu baik pada saat SD maupun SMP selalu dipercaya mewakili sekolahnya dalam Lomba Murid Teladan.
Sejak awal cita citanya memang menjadi seorang guru dan itu sangat didukung oleh orang tuanya, sehingga mereka menyekolahkan di Sekolah Pendidikan Guru Negeri Singaraja angkatan terakhir karena saat itu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menghapus sekolah pendidikan guru tahun 1991.
Setelah melanjutkan sekolah di Diploma II PGSD FKIP Unud Singaraja, Darti ditugaskan sebagai guru di SD Lab Undiksha Singaraja yang saat itu bernama SD Lab FKIP Unud Singaraja.
 Saat menjadi siswa di sekolah guru, sebuah prestasi pernah diraihnya dan menjadi yang paling berkesan dalam hidupnya yaitu sebagai juara II Lomba Baca Ikrar Panca Bakti Golkar se-Bali dalam rangka HUT Golkar.
Termasuk orang yang aktif dan tak bisa tinggal diam, beliau mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan saat menjadi mahasiswa, diantaranya sebagai anggota Mapala Loka Samgraha IKIP Singaraja, ikut sebagai tenaga KSR PMI Cabang Singaraja dan sebagai pendonor darah tetap di PMI Cabang Buleleng.
Dari sana kiprahnya menjadi guru dimulai. Merantau dari Bangli ke Singaraja membuatnya menjadi pribadi yang mandiri. Walaupun penghasilan sebagai guru cukup untuk membiayai kehidupan sehari harinya di perantauan namun beliau pernah mencoba usaha kecil kecilan karena hobi yaitu berjualan kue. Bahkan masih sampai sekarang usaha itu masih dijalani, tetapi sudah diserahkan untuk dikelola orang lain.
“Semangat, adalah kata kunci yang selalu saya pegang selain selalu berusaha berpikir positif dan menjalani segala pekerjaan dengan senang hati“ ungkap Wayan Darti.
Sebagai ibu dari satu anak dan seorang istri, tentu harus bisa menyelaraskan kewajiban sebagai ibu, istri dan pendidik. Sebagai ibu rumah tangga tidak menghalangi kiprahnya untuk berprestasi dalam bidangnya.
 Sejak masih menjadi mahasiswa S1 Jurusan BK IKIP Singaraja, sejumlah prestasi pernah diraih diantaranya, mahasiswa cum laude pada jurusan BK IKIP Singaraja th 2012, guru model pada pembelajaran microteaching IKIP Singaraja, mahasiswa berpredikat cum laude pada jurusan PEP Pascasarjana Undiksha Singaraja November 2011, Peserta terbaik work shop guru Bahasa Indonesia seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Bogor, 17-22 september 2012 dan Finalis guru teladan tingkat nasional pada bulan Agustus 2013.
Karena mengikuti suami yang bertugas sebagai dosen di Undiknas Denpasar, beliau pindah ke SD 4 Ubung Denpasar dan dipercaya mewakili Denpasar Utara untuk menjadi guru teladan sampai akhirnya berkompetisi di tingkat nasional mewakili Provinsi Bali.
Penggemar Capcay dan hobi jalan jalan ini, menuturkan pengalamannya sebagai guru berprestasi di tingkat nasional yang diundang dalam acara Peringatan Detik Detik Proklamasi pada Bulan Agustus lalu.
“Saat bertanding di tingkat provinsi menghadapi peserta dari kabupaten lain, motivasi saya hanya satu ingin bertemu Bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan bisa mengikuti upacara di istana saat detik detik proklamasi “ katanya sambil tersenyum mengenang pengalamannya menyingkirkan pesaing dari kabupaten lain.
“Walaupun awalnya deg degan namun akhirnya setelah saya berpikir untuk menjalani dengan senang hati dan menyerahkan semua hasil kepada Tuhan Yang MAHA Esa, akhirnya perasan pasrah dan tenang muncul “ lanjutnya.
Demikianlah akhirnya dengan semangat dan kegigihan dan kerja keras tiket untuk menuju istana dan bertemu presiden mampu diraihnya.
“Saat di provinsi, motivasi saya hanya biar bisa bertemu presiden dan upacara di istana. Namun saat di Jakarta ada motivasi untuk membawa nama baik Bali. Harus tampil maksimal. Tiga hari berlomba saya ikuti dengan sebaik-baiknya. Tanggal 17 Agustus, kami guru prestasi, guru daerah khusus dan tenaga kependidikan seperti kepala sekolah dan pengawas sekolah diundang upacara bendera ke istana negara.
 Saya sangat bersyukur, anak desa dari nun jauh di pelosok Bali dapat kesempatan terhormat upacara di istana negara. Esoknya kami khusus diundang untuk bersilahturahmi dengan Bapak presiden. Sungguh merasa sangat terharu. Kemampuan kami benar-benar sangat dihargai. Saya sangat trenyuh. Usaha yang telah saya lakukan benar-benar telah terbayar. Itulah rasa syukur terbesar yang pernah saya ucapkan pada Tuhan.” kisahnya dengan bangga.
Menurutnya, guru sebagai ujung tombak pendidikan harus selalu semangat mengerjakan kewajiban dengan senang hati. Pasti menghasilkan yang maksimal. Guru yang professional jangan ketinggalan dengan kemajuan teknologi karena itulah sebenarnya jendela dunia untuk menuju kemajuan.
Itulah sebabnya beliau selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan dalam ilmu yang diampu maupun kemampuan mengajar, dengan memanfaatkan berbagai media termasuk berteman akrab dengan mbah google dan Wikipedia.
Walaupun sudah berprestasi mewakili Bali di tingkat nasional, namun beliau sendiri belum merasa puas dengan prestasi tersebut. Selain belum ada pengumuman untuk peringkat 4 sampai 10 karena saat itu yang diumumkan hanya juara 1, 2 dan 3 , juga masih ada obsesi yang belum tercapai secara pribadi yakni keinginannya untuk mendirikan taman bacaan di desa kelahirannya, Desa Siakin, dan juga keinginan untuk mendirikan bimbingan belajar serta memberikan biaya bimbingan belajar gratis bagi beberapa siswa yang kurang mampu.
Mengakhiri pembicaraannya dengan WEEKLYLINE.NET, Wayan Darti menitip pesan kepada setiap insan guru agar selalu melakukan tugas dan kewajibannya dengan senang hati, secara maksimal untuk mencerdaskan bangsa dan tanpa memikirkan hasil serta, tetap semangat. (luh dias)
sumber : WEEKLYLINE.NET- 

Tidak ada komentar: