Sabtu, 24 Januari 2015

Indonesia Hebat adalah Kita


  • Indonesia Hebat adalah Kita
"Calon KAPOLRI ditangkap KPK. Petinggi KPK ditangkap POLRI. Kemana presiden Jokowi? Apakah ini yang dikatakan Indonesia Hebat?”

“Apanya yang hebat? Belum 100 hari aja udah banyak masalah. Urusan Jakarta aja gak selesai. Katanya kalau jadi presiden bisa lebih mudah urusi Jakarta?”

“Menteri banyak pesanan partai. Petinggi MK orang PDIP. Jaksa agung orang Nasdem. Ini yang namanya berantas korupsi?”

Mungkin banyak dari kita yang mengeluhkan seperti halnya diatas. Mengungkap kembali dengung dengung saat pilpres #IndonesiaHebat. Ya apa iya banget?

Setelah menahan diri untuk tidak berbicara mengenai politik, akhirnya aku mesti bicara. Tapi bukan berbicara sebagai politik praktis. Tapi berbicara bagaimana sesungguhnya mewujudkan #IndonesiaHebat

#IndonesiaHebat memang awalnya dipopulerkan oleh KIH. Tapi aku sudah menggunakan quote jauh-jauh sebelumnya. Selepas tamat SMA, aku melanjutkan kuliah di UK. Bukan United Kingdom tapi Universitas Kehidupan. Dan diperjalanan itu aku bertemu dengan salah satu guruku Zulfikar Alimuddin. Selain sebagai entrepreneur, beliau juga menjalani banyak yayasan sosial seperti yang membawahi Yayasan Cinta Harapan Indonesia (bergerak dipenanganan anak autis), Desa Hijau Mandiri (pembangunan desa) dan lain-lain. Nah salah satu yang belum tersebutkan adalah SMIH atau Semangat Membangun Indonesia Hebat. Beliau mendirikan ini bukan untuk urusan partai karena dia bukanlah orang partai. Tapi dia melakukan jujur dari hati nurani untuk mewujudkan visi mulia, Membangun Indonesia Hebat. Oke, aku tidak akan banyak membahas tentang beliau ataupun apa yang dilakukan SMIH. Aku akan berbagi bagaimana sebenarnya mewujudkan #IndonesiaHebat dari perspektif pribadi.

“Udahlah Ky, kita hanya rakyat jelata. Gak punya kuasa. Apalagi yang bisa dibanggakan oleh Indonesia. Boro boro mewujudkan #Indonesia Hebat?”

Aku yakin banyak orang-orang yang skeptis dan pesimis dengan keadaan Indonesia saat ini. Tapi ada satu hal yang belum sepenuhnya kita kuasai. Baiklah, aku akan mulai dengan sebuah kisah :

Tersebutlah sebuah hutan yang sangat luas dan begitu indah dengan banyaknya keanekaragaman hayati didalamnya. Suatu hari, terjadilah kebakaran yang akan menghabiskan hutan yang indah itu. Sehingga rakyat hutanpun berkumpul dan berdiskusi. Setelah berdiskusi akhirnya sang raja memutuskan agar rakyat hutan pergi menyelamatkan diri dan pindah ke hutan lain. Mereka pun bergegas mempersiapkan diri. Tapi tidak dengan seekor burung kecil. Dengan paruhnya yang kecil, dia mengambil air dan menumpahkannya ke hutan yang terbakar. Tentu hal ini terlihat sangat bodoh dan sia-sia. Hal ini dilihat oleh seekor monyet dan monyetpun bertanya :

“Hei burung? Apa yang kamu lakukan? Bukankah hal itu sia-sia? Kamu tidak akan bisa memadamkan api dengan sedikit air yang kamu tumpahkan dengan paruh kecilmu!”

“Monyet, aku sadar hal itu. Aku tidak akan bisa memadamkan api dengan air kecil yang kutumpahkan. Tapi aku sadar kelak aku akan meninggalkan dunia ini. Dan nanti jika aku mati, Tuhan akan bertanya kepadaku, disaat terjadi kebakaran hutan yang melanda negeri tempat tinggalku apa yang kulakukan? Aku bisa menjawab aku berusaha memadamkan api dengan usaha kecilku”

Monyetpun tersentak dengan jawaban si burung kecil. Monyet tergugah dan ikut serta memadamkan api bersama burung kecil. Mereka berusaha sebisa yang mereka bisa. Usaha inipun dilihat oleh teman-teman monyet lain. Kumpulan monyet bertanya dengan monyet pertama dan diapun menjawab dengan jawaban yang sama dengan burung kecil. Mendengar jawaban itupun mereka tersentak dan turut serta membantu memadamkan api.

Burung kecil dan monyet-monyet pun bersama sama memadamkan api. Lambat laun, usaha mereka dilihat oleh binatang lainnya. Dilihat dari kelinci, jerapah, gajah, ular, dan binatang lainnya. Tak lupa juga dilihat oleh sang raja hutan. Mereka saling bertanya dan tersentak dengan jawaban :

“Jika nanti aku mati meninggalkan dunia ini dan Tuhan bertanya kepadaku tentang kebakaran hutan, aku ingin menjawab bahwa aku berusaha memadamkan api dengan apa yang kubisa. Aku tidak mau hanya sekedar diam dan “menerima takdir” hutan tempat tinggalku terbakar”

Mendengar jawaban itu mereka sadar dan saling bahu membahu untuk memadamkan api. Lambat laun usaha mereka pun menampakkan hasil. Api yang membakar hutan pun padam. Walaupun ada kerusakan tapi masih banyak yang bisa terselamatkan. Mereka pun membangun hutan kembali untuk kehidupan yang lebih damai dan indah. Mereka sadar bahwa mereka akan mati dan ditanya oleh Tuhan “Apa yang kau lakukan ketika terjadi kebakaran di hutan?”

Sahabat, kisah diatas sungguh saat menginspirasiku. Bagaimana seharusnya yang kita lakukan disaat terjadi carut marutnya negeri ini. Disaat Islam dilecehkan dan dihancurkan secara sistematis oleh kaum liberal. Dan aku sadar, bahwa aku tidak bisa hanya sekedar diam!

Tentu aku sadar bahwa aku bukanlah orang yang mempunyai kuasa. Dan aku lebih sadar bahwa aku bersama Yang Maha Kuasa. Sebagai anak muda yang mempunyai semangat berapi-api dan idealisme yang tinggi, aku ingin berbuat sesuatu untuk negeri dan agama yang aku cintai. Aku berbuat dan tidak sekedar diam!

Aku berbuat sesuai kapasitasku. Memang aku bukanlah seorang aktivis. Aku cenderung bergerak di training dan menulis. Dan disanalah peran kumaksimalkan sepenuhnya. Aku menebarkan semangat #IndonesiaHebat di setiap sesi yang kubawa dan tulisan yang kutulis. Aku biasa, kamu biasa . Kita bersama Tuhan luar biasa!    

Sahabat, #IndonesiaHebat bukanlah milik presiden terpilih. #IndonesiaHebat berdasarkan apa yang kita buat. Apa yang kamu sukai, dalami. Berbuatlah sesuai kapasitas dan berfokus pada kejayaan Indonesia. Jika kamu seorang aktivis maka berjuanglah dengan idealismu. Jika kamu seorang abdi negara, berjuanglah dengan integritasmu. Jika kamu seorang pengusaha, berjuanglah bagaimana usahamu bisa membantu orang banyak. Memang terkesan sinis jika tidak memperhatikan keboborokan yang dilakukan segelentir orang negeri ini. Tapi coba tanya dengan mereka yang lebih duluan berjuang dengan kapasitas dan kretifitas mereka untuk #IndonesiaHebat. Coba tanya dengan pendiri Good News From Indonesia, apa yang membuat dia bertahan hingga sekarang? Coba tanya dengan para guru di pelosok negeri yang mengajar dengan ikhlas apa yang membuat tetap mengajar walaupun fasilitas dan gaji seringkali tidak mencukupi? Coba tanya dengan mereka yang belajar hingga jenjang paling tinggi, keluar negeri tetapi tidak diterima dengan baik di negeri ini tapi tetap berjuang demi negeri ini? Apa yang membuat mereka bertahan? 

Memang, tidak ada kepastian bahwa dengan “usaha kecil” yang kita lakukan #IndonesiaHebat akan kita lihat dalam waktu dekat. Tapi merupakan sebuah kepastian bahwa kelak kita akan mati dan Tuhan akan bertanya  “Apa yang kau lakukan untun negeri dan agamamu”. Ya, paling tidak, kita bisa menjawab pertanyaan itu.

Aku bukan pendukung Jokowi ataupun Prabowo. Aku pun bukan orang partai. Aku bergerak bersama dan berkolaborasi dengan sahabat-sahabat yang sevisi denganku seperti : @YouthcareID, @YTAcademy_ID, dan sahabat-sahabat yang lebih banyak mengenalku di ADMIRAL.

Fokuslah pada kejayaan #IndonesiaHebat. Lakukan sesuai kapasitas. Karena #IndonesiaHebat bukanlah presiden. #IndonesiaHebat adalah kita!

Selamatkan Indonesia!

#keep spirit and inspiring!
- Sumber : http://rezkyfirmansyah.com

Tidak ada komentar: