Mungkin inilah sosok yang benar-benar disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Seorang wanita hebat bernama E'en Sukaesih ini mengabdi sebagai guru tanpa henti meskipun dirinya lumpuh selama 22 tahun. Yang lebih luar biasa E'en Sukaesih mengajar murid tanpa dibayar.
Wanita 49 tahun ini berpendapat bahwa lumpuh bukan penghalang untuk tetap mengajar dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perempuan berhati mulia asal Sumedang ini tetap tak berhenti mengajar anak-anak di sekitar rumahnya.
Dengan segala keterbatasannya, Een terus membantu anak-anak belajar meski itu mesti dilakukan di kamar tidurnya yang hanya berukuran 2x3 meter. Setiap saat, puluhan anak yang memadati kamarnya, datang untuk belajar bersama sambil mengerjakan PR.
Dinding kamar Een dipenuhi coretan berisi catatan pelajaran. Een adalah lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan D3 di IKIP Bandung (kini UPI Bandung). Namun, takdir membuatnya menjalani profesi guru dengan kondisi lumpuh. Sebelum lumpuh datang menghampirinya, Een adalah CPNS di sebuah SMA di Sumedang.
Dinding kamar Een dipenuhi coretan berisi catatan pelajaran. Een adalah lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan D3 di IKIP Bandung (kini UPI Bandung). Namun, takdir membuatnya menjalani profesi guru dengan kondisi lumpuh. Sebelum lumpuh datang menghampirinya, Een adalah CPNS di sebuah SMA di Sumedang.
Namun, tiba-tiba tangan dan kakinya lemas dan tidak bisa bergerak. Sakit yang beliau derita selama 27 tahun, sejak tahun 1985 menjadikan beliau tidak dapat menggerakkan seluruh anggota badannya, hanya bagian kepala saja yang dapat digerakkan, sementara seluruh bagian tubuh lainnya lumpuh total, badannya kian hari kian menyusut dan mengkerut, kondisi tersebut menjadikannya seolah bayi yang tidak berdaya.
Beliau hanya dapat berbicara, tersenyum dan berekspresi layaknya kita manusia normal. Benar, hanya bagian kepala saja yang menunjukkan adanya tanda kehidupan pada dirinya.
Ada hal yang beliau miliki diluar kelaziman sebagaimana bisaanya orang yang menderita sakit parah, sebagai seorang guru dan konselor beliau tetap mempunyai semangat untuk tetap mengabdikan dirinya pada dunia pendidikan hingga sekarang dengan keterbatasan kondisi tubuhnya yang secara nalar sangat sukar untuk dibayangkan.
Ada hal yang beliau miliki diluar kelaziman sebagaimana bisaanya orang yang menderita sakit parah, sebagai seorang guru dan konselor beliau tetap mempunyai semangat untuk tetap mengabdikan dirinya pada dunia pendidikan hingga sekarang dengan keterbatasan kondisi tubuhnya yang secara nalar sangat sukar untuk dibayangkan.
Beliau Mengajar dan memberikan ilmunya kepada para tetangganya yang bersekolah di SD, MI, SMP, MTs setiap hari, mulai jam 8 pagi hingga sore hari, terkadang hingga jam 20.00 secara bergiliran berdasarkan tingkatan pendidikan dan berjadwal sesuai dengan kondisi persekolahan para siswanya. Jika ada siswa SD yang sekolah pagi, mereka mendatangi rumah beliau selepas mereka pulang sekolah, dan mereka yang kebagian sekolah siang datang ke rumah beliau dari pagi hingga menjelang berangkat ke sekolah.
Banyak mata pelajaran yang beliau ajarkan pada para siswanya, mulai dari Pendidikan Agama Islam, Matematika, Bahasa Inggris hingga pengenalan komputer. Tidak ada kesulitan bagi beliau untuk mencari bahan ajar mulai dari buku hingga media pembelajaran canggih seperti CD multi-media, sebab banyak pihak yang mendukung kegiatan beliau dalam menyampaikan ilmunya kepada para siswa asuhannya,
dan yang paling mengagumkan adalah bahwa para siswa yang belajar di tempat beliau tidak dikenakan atau diwajibkan membayar biaya sepeserpun, bahkan beliau rela untuk mengeluarkan dana sendiri bila ada siswanya yang tidak mempunyai buku atau alat tulis lainnya, beliau dengan rela hati merogoh kantongnya untuk membelikan alat-alat tulis, buku tulis hingga LKS para siswanya.
Berikut ini sedikit harapan dan cita-cita yang pernah beliau katakan "Selain memberi anak-anak bekal ilmu pengetahuan, aku ingin mereka jadi pribadi yang cerdas secara emosional dan spiritual.
Berikut ini sedikit harapan dan cita-cita yang pernah beliau katakan "Selain memberi anak-anak bekal ilmu pengetahuan, aku ingin mereka jadi pribadi yang cerdas secara emosional dan spiritual.
Tidak cengeng atau manja. Aku ingin mereka tegar dan berani menghadapi kehidupan, lengkap dengan duri atau onaknya. Harapanku mereka jadi pribadi yang kuat, mencintai kemajuan, selamat di dunia dan akhirat. Kini, aku akan terus menjadi sahabat mereka dalam belajar, juga menjalin silaturahmi dengan teman-temanku semasa kuliah, salah satunya Prof Dr H Dasim Budimansyah, yang kini telah menjadi Guru Besar di UPI Bandung.
Ilmu pengetahuan terus berkembang, makanya aku minta dibelikan buku dan surat kabar yang kemudian dibacakan oleh anak-anak.Harapanku, anak-anak, sekitar 30 orang ini, baik yang duduk di SD maupun SMP, bisa berprestasi. Rata-rata mereka memang sudah berprestasi baik di sekolah, dan ada juga yang juara kelas dan masuk 10 besar. Bahkan ada juga yang terpilih untuk ikut berbagai lomba bidang studi, mulai di tingkat kecamatan dan kabupaten. Anak-anak adalah kebahagiaanku. Terima kasih, ya Allah. "
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang di amalkan dan memberi sesuatu yang berharga pada orang lain. (by Elga Aris Prastyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar