Jumat, 30 Januari 2015

Blog Guru Dan Blog Bukan Guru

Kawan, perkenalkan, Ibu saya Guru TK di sebuah kampung terpencil di daerah Wonosobo. Sejak lima tahun terakhir, beliau memang sudah dibekali hand phone, dan beberapa kali pula beliau bersama rekan sekerja mengunjungi warnet untuk keperluan profesinya. Tetapi beliau tidak tahu makhluk bernama blog? Beliau tahunya internet. Makhluk bernama “internet” memang sudah dikenal semua orang. Tetapi blog? Jangankan ibu saya, Ibu Kita Kartini saja tidak tahu. Hehe… Maksud saya, banyak guru yang mengajar di kota juga tidak tahu, lebih-lebih tukang bakso.

Bakso memang enak, tetapi baiknya, kali ini kita ngomongin soal blog saja, yang semoga lebih enak, dan tentu tanpa bahan pengawet. Begini: selama ini kita sering mendengar istilah “Blog Guru.” Kenapa istilah “blog guru” ini (di)muncul(kan)? Apa saja ciri-ciri blog guru, dan apa saja hal-hal yang membedakan “blog guru” dengan “blog bukan guru”? Cuma dua tanda tanya, tapi pembahasan soal itu bisa sampai berderet-deret. 

Saya tidak tahu kapan persisnya istilah “blog guru” muncul. Tetapi saya menduga istilah tersebut pertama kali dilontarkan oleh seorang guru atau setidak-tidaknya oleh mereka (instansi maupun person) yang perhatian terhadap dunia pendidikan, khususnya menyangkut guru. Soal ini tidak begitu penting, kecuali ketika kita ingin membahas hal tersebut secara lengkap dan mendalam. Kapan dan siapa yang pertama kali melontarkan istilah “blog guru”, yang jelas istilah tersebut sudah demikian populer saat ini. 

Meski begitu, istilah “blog guru” belum bisa anda temukan di Wikipedia. Jika tidak percaya, silahkan cek di http://id.wikipedia.org/wiki/Blog. Dalam situs yang mendapat global rank 7 itu (ketika tulisan ini dibuat), diterangkan mengenai jenis-jenis blog, yang antara lain meliputi blog sastra, blog politik, blog perjalanan, blog media, blog bisnis dan lain-lain. Tidak ada jenis “blog guru” tercantum, meskipun di sana tercantum jenis blog yang mendekati, yakni blog pendidikan. 

Pengklasifikasian mengenai jenis blog saya kira akan terus berkembang, dan karenanya kita tidak terpatok pada ensiklomedia bebas Wikipedia. Bagi yang sering berkiprah di Wikipedia, mungkin bisa menyunting artikel tersebut untuk kemudian menambah “blog guru” sebagai salah satu jenis blog. Sebab Blog Guru bukan istilah yang muncul dari awang-awang. Dia benar-benar ada dan jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. 

Apa sebenarnya yang membedakan “blog guru” dengan “blog bukan guru”? Hem, sebenarnya tidak perlu berpikir panjang untuk menjawabnya. Menurut saya, blog guru adalah blog yang diasuh oleh seorang guru. Di situlah phoin penting yang membedakan blog guru dan blog bukan guru. 

“Jadi kalau ada blog bisnis yang diasuh seorang guru itu termasuk blog guru?” Ya, itu pertanyaan yang sudah saya duga akan Anda tanyakan. Penting kiranya dibedakan antara blog guru dan blog punya guru. Blog yang diasuh guru hanya salah satu ciri-ciri dari blog guru. Masih ada ciri-ciri lain yang tidak kalah penting. 

Blog Guru, selain merupakan blog pribadi yang diasuh oleh seorang guru, di dalamnya biasanya berisi konten-konten yang berkaitan dengan dunia guru (pendidikan), bisa berupa catatan harian, artikel, makalah, puisi, atau hanya Rencana Proses Pembelajaran (RPP) dan foto-foto narsis. 

“Tapi kan banyak juga blog yang berisi konten-konten pendidikan dan menyediakan jasa pembuatan ijazah, yang itu bukan diasuh seorang guru?” Memang benar, dan karenanya itu bukanlah tergolong blog guru. Biasanya, dalam sebuah blog guru, baik melalui profil penulisnya maupun dari artikel-artikelnya, terdapat keterangan bahwa pengasuhnya adalah seorang guru. 

Waduh, membahasakan ciri-ciri lumayan repot juga ya. Atau begini saja, mari kunjungi blog-blog guru, sehingga dengan itu kita bisa memberikan gambaran seperti apa wujud makhluk benama “blog guru” itu. Kunjungilah beberapa Blog Guru berikut: Guru Sawali (www.sawali.info), Omjay (www.wijayalabs.com), dan blognya Mas Yusuf di www.tintaguru.com. 

Blognya Guru Sawali (saya menduga beliau lahir di bulan Syawal), berisi konten-konten yang variatif, mulai dari kritik sastra, cerpen, esai budaya, dan hal-hal seputar dunia blogging. Tapi Sawali adalah seorang Guru dan dia tidak malu-malu untuk mengatakan identitasnya. Lalu, blognya Omjay (Wijaya Kusuma), juga berisi konten yang variatif, tetapi agaknya Omjay begitu konsen dengan bidangnya sehingga, konten-kontennya didominasi seputar masalah pendidikan dan kesehariannya sebagai seorang guru. Siapa pun tidak akan meragukan lagi bahwa blognya Omjay tergolong Blog Guru, karena begitu membukanya, di headernya terpampang jelas tulisan, “Guru Blogger Indonesia”. Luar biasa tho?

Terakhir, blog Tinta Guru. Blog ini diasuh oleh seorang guru muda yang anaknya hampir dua (semoga). Tidak jauh beda dengan blognya Guru Sawali, Blog Tinta Guru berisi banyak konten pendidikan dan sastra, selain juga dijadikan sebagai media pembelajaran online bagi siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah. Ah, saya tidak tega untuk menerangkan tentang blog Tinta Guru lebih panjang. Yang jelas, dari namanya saja, kita sudah bisa menebak bahwa pengasuh blog itu pastilah seorang guru. 

Mengamati ketiga blog tersebut, barangkali kita sudah bisa mendapatkan gambaran yang cukup jelas mengenai apa itu blog guru dan ciri-ciri yang membedakan dengan blog bukan guru. Sekali lagi, istilah “blog guru” sudah kadung populer dan itu merupakan hal yang positif. Semakin banyak guru ngeblog, akan semakin baik. dan kita tidak perlu khawatir ketika nanti muncul istilah blog pelajar, blog petani, blog nelayan, blog tukang bakso. Ngeblog adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, sekolah dan rumah sakit sudah waktunya memberikan layanan internet gratis. Salam

sumber : http://www.tintaguru.com

Tidak ada komentar: