Jumat, 23 Januari 2015

Navigator Itu Bernama Guru


Oleh : Epong Utami (Alumni Sekolah Guru Indonesia Angkatan IV dan Penggiat Pendidikan di @Klinik Pendidikan Nusantara)
Jika ada pertanyaan, profesi apa yang bisa menghasilkan banyak profesi? pastilah jawabannya adalah profesi guru, profesi apa yang tidak terlahir dari rahim seorang guru?. Dari mulai pekerjaan yang dianggap biasa sampai tampak luar biasa, semua terlahir dari para guru. Sedikit yang menyadari betapa besarnya pengaruh seorang guru terhadap mimpi-mimpi anak bangsa hingga mereka yakin dan mewujudkan mimpinya. Kebanyakan dari para orang tua umumnya menjadikan seorang anaknya menjadi seorang guru agar bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan harapan kenyaman dan keberlangsungan hidup dimasa senja.
Guru, bukan hanya takaran menjadi pegawai pemerintah semata. Jika hanya itu tujuannya maka habis sudah nilai kemulian seorang guru. Maka tak kurang dari banyaknya fenomena tersebut, yang dikejar materi dan materi, tunjangan sana sini demi mempertebal kantong pribadi hingga kenaikan jabatan, golongan, dan juga sertifikasi. Kita bisa ketahui, dalam satu sekolah betapa banyak guru yang menjadi favorit bagi siswanya bahkan dijadikan bagian dari cita-citanya agar kelak ketika dewasa ia bisa menjadi seorang guru seperti gurunya saat ini. Berapa banyak guru yang dapat menginspirasi siswanya, membesarkan mimpi hingga ia berani berkata jika aku besar akan menjadi menjadi apa yang aku inginkan.
Secara sadar, setiap pribadi pasti mengetahui jalur menjadi seorang guru adalah jalan kemulian yang dapat menghantarkannya kepada keridhoan Tuhannya. Taruhannya adalah terhadap masa depan anak didik, ia akan menjadi pelari estafet kebaikan atau justru menjadi peramai jahanam kelak. Memang pilihannya hanya dua, akan menjadi baik atau buruk. Maka guru tidak bisa menjadi biasa, melumrahkan keburukan, dan memaklumi ketidakbaikan.
Beratkah? Memang berat bagi yang tidak ikhlas, yang menjadikan materi adalah tujuannya. Tidak menampik bahwa segala sesuatu yang berjalan pastilah butuh materi. Namun yang perlu digaris bawahi yaitu niat menjadi guru itu untuk apa?. Jangan sampai kinerja menjadi seadanya.
- sumber : http://kantorberitapendidikan.net

Tidak ada komentar: