Senin, 19 Januari 2015

Peran Guru Sebagai Motivator Bagi Siswa



Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran guru sebagai motivator. Dengan demikian, dalam hal ini selain peran guru sebagai pendidik dan pengajar juga peran guru dituntut sebagai motivator bagi siswanya. Karena dengan demikian, siswa tidak akan mengalami titik jenuh dalam belajar dan pada akhirnya minat dan motivasi siswa dalam belajar terus meningkat.

Motivator adalah seseorang yang memberikan motivasi atau semangat baik kepada individu, organisasi, atau perusahaan dengan tujuan dapat meningkatkan semangat dan kualitas hidup. Menjadi seorang motivator tidaklah mudah ia harus tahu bagaimana menarik simpati orang dengan kata-katanya. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Proses pembelajaran akan berhasil manakala peserta didik mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar peserta didik yang efektif. Secara umum motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi Ektrinsik.
  1. Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
  2. Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, tidak dapat mempengaruhi perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau melakukan belajar.

Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian dalam belajar, dengan merujuk pada pemikiran Wina Sanjaya (2008), di bawah ini dikemukakan beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, di antaranya adalah sebagai berikut:    Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
  1.     Membangkitkan minat siswa
  2.     Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
  3.     Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa
  4.     Berikan penilaian
  5.     Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
  6.     Ciptakan persaingan dan kerja sama.

Di samping beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa di atas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran, dan memberikan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari. Dengan demikian, marilah secara bersama-sama kita sebagai guru yang profesional untuk terus selalu berpikir positif dan pantang menyerah dalam mencerdaskan anak kita sebagai penerus generasi bangsa. Mari kita tingkatkan lagi peran kita selain menjadi pendidik, pengajar, dan lain sebagainya. Kita juga harus selalu tingkatkan peran kita sebagai motivator bagi siswa kita. 

Salam Dahsyat,
Erwin Syahputra, M.Pd
Guru Matematika dan Wakasek Akademik

Tidak ada komentar: