Jumat, 23 Januari 2015

Negeri Terbalik Itu Bernama Indonesia


3 bulan yang lalu saya baru saja bertemu dengan seorang guru hebat, wanita paruh baya, ibu dari 3 orang anak yang tinggal di rumah beratap seng dengan dinding dari batang pohon gewang (Aren) dipedalaman Nusa Tenggara Timur. Asnat Bell namanya, sudah 10 tahun Asnat Bell mengabdi disebuah sekolah terpencil di NTT dengan gaji 50 ribu sebulan, Asnat tetap semangat mendidik anak-anak tanpa pamrih. Sungguh, sebuah pengorbanan yang besar untuk mendidik generasi bangsa.
6 bulan yang lalu pun saya baru saja mengunjungi pedalaman di Mentawai, Sumatera Barat, kondisi alam yang indah tapi tak seindah fasilitas transportasi public seperti di pulau sumatera ataupun jawa. Masyarakat hanya menggunakan sampan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Tak ada jalan raya yang menembus hingga kepelosok pulau. Butuh 7 jam bagi anak-anak untuk dapat melanjutkan Sekolah Menengah Atas di kantor kecamatan. Padahal Negara ini Sudah 68 tahun merdeka.
Di Televisi, setiap hari selalu dicekokin berita seputar kasus-kasus korupsi, entah itu politisi, anggota DPR, Ketua Makamah Konsitusi hingga polisi, semua tersangkut perkara,berita itu selalu muncul sepanjang hari, minggu, bulan hingga tahun. Dan kasus korupsinya tak pernah kunjung usai, bak sinetron panjang yang tak pernah berakhir.Para maling uang rakyat, yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat, pendidikan, kesejahteraan hidup rakyat pelosok negeri, tanpa rasa malu hanya tersenyum tanpa bersalah dengan baju tahanan KPK, seperti tak punya salah. Simaling uang rakyat itu selalu menyangkal, walaupun sudah menumpuk banyak bukti dihadapan mereka. Anehnya walau sudah dipenjara, mereka pun masih bisaberlibur, menikmati alam bebas. Sungguh contoh prilaku pejabat negara yang tidak baik untukgenerasi bangsa kedepan.
Sedangkan di pinggiran kota, masyarakat marah, geram, menghajar hingga babak belur seorang maling ayam. Sipencuri ayam berharga 100 ribu, hampir mati dihajar masa. Menutup mukanya karena malu, dan lebam. Malu karena apa yang ia lakukan adalah aib bagi keluargnya. Dan yang aneh di negeri terbalik ini adalah banyak pencuri ayam harus mendekam dalam penjara selama bertahun-tahun untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, tanpa pembelaan, tanpa keringan hukuman mereka dapatkan.
Beda lagi dengan anggota DPR yang jelas-jelas menjadi tersangka dalam kasus korupsi, jelas jelas maling uang rakyat, aneh bin ajaib, mereka masih tetap mendapat dana pensiun, gila!. Mungkin hanya di Negeri ini, seorang koruptor masih di gaji oleh Negara, betapa rakusnya mereka, sudah maling uang rakyat, masih saja menerima dana pensiun puluhan juta rupiah. Enak bukan? Berbanding terbalik dengan kisah hidup Asnat Bell, berjuang mengentaskan kebodohon untuk generasi bangsa, mengajar 7 jam sehari, hanya di gaji Rp. 50,000 . Boro – boro mendapatkan perhatian dan dana pensiun, untuk menjadi seorang PNS bergaji satu jutaan pun Asnat harus menunggu 10 tahun. Dan 10 tahun pengabdiannya tak membuahkan apa-apa, hanya kenaikan gaji menjadi 100,000 sebulan. Adilkah?
Ya memang semua sudah terbalik di negeri ini, koruptor lebih dihargai dan berikan dana pensiunan ketimbang seorang guru dipedalaman Nusa Tenggara Timur yang berjuang bertahun-tahun demi mencerdaskan anak bangsa.
Hey Maling, dimana hati nurani kalian?

sumber : http://www.seribuguru.org/

Tidak ada komentar: