Bila belum layak disebut tradisi maka sudah patut disebut kebiasaan. Bahwa, kebiasaan yang lazim dilakoni oleh banyak siswa di Flores Timur, Lembata, adonara dan solor adalah belajar kelompok malam hari.
Kegiatan ini dilakukan pada malam hari. Dan terbukti ampuh mengantarkan banyak sekolah yang meraih prestasi Ujian Nasional yang tidak mengecewakan.
Setelah mendapat mengikuti kegiatan Belajar Mengajar di kelas sejak pagi hingga siang. Sore hari mereka kembali ke sekolah untuk belajar lagi. Namanya studi sore. Pulang dari study sore, malam hari berdasarkan kelompok wilayah siswa di Kepulauajn Solor lazim menggunakan waktu malam hari untuk study kelompok.
Hal ini kerap dilakukan bukan saja menjelang Ujian Nasional tetapi juga dilakukan sejak mereka memasuki kelas III sekolah dasar. Kebiasaan ini terbawa sampai ke tingkat sekolah lanjut atas bahkan kuliah.
sistem study sore itu dilakukan secara bergiliran dari rumah ke rumah. belajar membaca ulang apa semua soal yang diberikan guru, mengerjakan PR sampai pada kegiatan mencatat kembali materi yang diberikan. Bahkan, sering pula siswa siswi ini membuat soal sendiri dan dijawab oleh mereka sendiri pula.
Ini sudah menjadi kebiasaan sejak dahulu. Tak ada kewajiban dari sekolah untuk belajar kelompok malam hari. Ini murni inisiatip siswa siswi menjadikan diri mereka untuk lebih cerdas dalam pelajaran.
Terbukti ampuh. Dan dewasa ini banyak guru guru yang dahulu mengalami studi kelompok malam hari kembali menggiatkan kebiasaan ini setelah hamper pudar.
Sebut saja misalnya, Sabililah Pata Ola,S.Pd dan Fransiskus Tukan S.Pd. Keduanya adalah guru Bahasa Ingris yang ditugaskan mengajar di wilayah Solor. Sabililah mengajar di SMP Negeri Satu Atap Watanhura Solor Timur dan Fransiskus SMP Satu Atap Nusandoni Solor Barat.
Kepada WEEKLYLINE.NET, baik Sabililah maupun Fransiskus menjelaskan sesungguhnya kegiatan belajar kelompok pada malam hari kembali digiatkan karena sangat bermanfaat bagi anak didik itu sendiri.
Dengan belajar kelompok pada malam hari, melatih anak didik menjadi lebih mandiri dan mengasah kecerdasan dalam membuat jawaban dengan soal yang disusun sendiri.
Selain membangun keakraban para peserta didik, belajar kelompok malam hari mampu memacu kreativitas anak didik menjadi lebih siap dalam menghadapi ujian, baik itu ujian semester maupun ujian nasional.
Dan untuk menghadapi ujian Nasional 214 ini, belajar kelompok malam hari oleh anak didik di kedua wilayah ini menjadi sering dilakukan.
Sabililah kepada WEEKLYLINE.NET mengungkapkan, setiap tahunnya dihampir semua sekolah memberikan pendampingan terhadap siswa siswi peserta UN. Tidak terkecuali Ujian Nasional 2014. dan cara klasik yang dilakukan adalah memberikan les tambahan pada sore hari dan siswa peserta atas inisiatif sendiri belajar kelompok pada malam hari. Ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapan siswa dalam menjelang ujian nasional yang akan berlangsung bulan April mendatang.
Sebab saat ini prosedur operasional standar dan jadwal UN untuk semua tingkat sudah dikeluarkan oleh kementerian pendidikan nasional.
“Kami pagi hari saat kegiatan belajar mengajar lebih fokus pada materi pembelajaran disesuaikan dengan standar kompetensi kelulusan. Lalu sore hari ada les tambahan dan malam hariu belajar kelompok,” jelas Sabililah, guru Bahasa Inggris SMP Satu Atap Watanhura Solor Timur itu, 3 Februasri 2014.
Untuk bimbingan belajar malam hari, siswa dibagi menjadi enam kelompok dari 28 siswa peserta ujian di koordinir oleh wali kelas IX.
“Kami optimis di tahun 2014, SMP Negeri Satu Atap Watanhura Solor Timur akan mempertahankan prestasi yang telah diraih pada tahun tahun kemarin. Optimisme ini tentu dibarengi dengan persiapan yang tekun dan kerja yang keras dalam membimbing dan mendampingi siswa siswi dalam persiapan diri menghadapi Ujian Nasional nanti,” Ungkap Sabililah.
Hal senada juga disampaikan oleh Fransiskus Tukan, S. Pd Guru SMP Negeri Satu Atap Nusadani Solor Barat yang juga guru mata pelajaran bahasa Inggris itu.
Berbeda dengan dengan apa yang diterapkan oleh SMP Satu Atap Watanhura. Belajar kelomnpok pada malam hari yang diterapkan oleh SMP Satu Atap Nusadoni-Solor barat dilakukan secara begilir di rumah penduduk didampingi oleh guru mata pelajaran.
“Pada Malam hari pembelajaran dibuat dalam kelompok kelompok belajar, dengan lokasi pembelajaran di sekolah dan juga di rumah penduduk. Untuk Pembelajaran pada malam hari, siswa siswi didampingi oleh guru guru mata pelajaran yang mendapat tugas berdasarkan surat keputusan (SK) dan sesuai jadwal disiapkan. Dengan jumlah siswa 57 orang,” jelas Fransiskus.
Dan dengan cara ini baik Sabililah maupun Fransiskus merasa begitu yakin bahwa, sekolah tempat mereka mengabdi akan mendapat prestasi yang baik pada ujian nasional tahun 2014 ini.
Dan sudah lazim, cara belajar siswa berkelompok pada malam hari sudah menjadi kebiasaan pada siswa di wilayah kepulauan Solor yakni Adonara, Flores Timur dan Lembata.
Masih ampuhkah cara belajar siswa demikian? Wait and see sajalah, saat pengumuman hasil UN mei 2014 mendatang. (Maksimus Masan Kian)
sumber : WEEKLYLINE.NET_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar