Mengajar bukan profesi. Mengajar adalah kegemaran. Aku telah mencapai sebuah kesimpulan yang menakutkan bahwa aku adalah unsur penentu di dalam kelas. Pendekatan pribadikulah yang menciptakan iklimnya. Suasana hatikulah yang membuat cuacanya. Sebagai seorang guru, aku memiliki kekuatan yang sangat besar untuk membuat hidup seseorang menderita atau gembira. Aku bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi ilham, bisa bercanda atau mempermalukan, melukai atau menyembuhkan. Dalam semua situasi, reaksikulah yang menentukan apakah sebuah krisis akan memuncak atau mereda dan apakah seseorang akan diperlakukan sebagai manusia atau direndahkan.
( Haim Ginott)
Guru diyakini menjadi ujung tombak keberhasilan suatu pembelajaran dikelas khususnya dan semua siswa pada umumnya. Menjadi seorang guru yang professional memanglah tidak mudah. Oleh karena itu, guru harus berusaha memperbaiki cara mengajarnya terutama dalam kelas. Setiap guru pasti menginginkan yang terbaik terhadap hasil yang dicapai siswa. Hal ini berkaitan dengan cara mengajar yang terkadang membosankan atau hanya memakai satu metode mengajar, misalnya ceramah saja. Jika suasana kelas membosankan akan banyak peserta didik yang mengantuk, ribut, dan malas mengikuti pelajaran. Atas dorongan tersebut, saya ingin mencoba berbagi pengalaman saya selama mengajar di salah SD Muhammadiyah Pringsewu. Semoga sekelumit pengalaman ini dapat membantu guru lain dalam mencerdaskan Anak Bangsa.
Judul diatas saya ambil teringat ketika saya meminta obat ke klinik sekolah. Pada hakikatnya semua penyakit pasti ada obatnya. Nah! Jadi, untuk menjadi guru yang hebat ada resepnya dan obatnya adalah siswa yang cerdas dan berbakat. Berikut beberapa resep bagi Guru Hebat, check it out!
1. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran
Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), guru hendaknya mempersiapkan perangkat pembelajaran, seperti Program Tahunan, Program semester, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Guru juga dituntut untuk menguasai bahan ajar dan alat peraga dengan baik.
2. Belajar asyik dengan singkatan yang unik
Terlalu banyak materi yang harus dipelajari oleh siswa membuat siswa kesulitan untuk menghafal atau mengerti pelajaran tersebut. Untuk itu, guru harus menyampaikan materi secara sederhana agar mudah dipahami oleh siswa.
Siswa sering kali tertukar dengan hafalan yang biasa saja. Cara mengatasinya gunakan singkatan yang unik. Misalnya, pada pelajaran PPKn. “Sebutkan nama agama beserta tempat ibadahnya!” Guru dapat memberikan alternative hafalan sebagai berikut:
I-mas : Islam Masjid
Ker-ja : Kristen Gereja
Ba-wa : Budha Wihara
H-p : Hindu Pura
Kong-teng : Konghucu Klenteng
Cukup mudah bukan?? Hal ini bisa diterapkan pada semua mata pelajaran. Untuk para guru, Ayo mainkan imajinasi dalam mengolah kata unik!!!
3. Guru dan Siswa memanfaatkan fasilitas sekolah dengan baik
Guru dan Siswa memanfaatkan fasilitas sekolah dengan baik dan berusaha menambah fasilitas yang belum ada (bila mempunyai dana yang memungkinkan).
Berikut contoh fasilitas sekolah di SD Muhammadiyah Pringsewu :
a. Tersedianya tempat Ibadah (sesuai agama masing-masing). Tempat ibadah ini digunakan sebagai sarana meningkatkan ibadah kepada Tuhan YME dan pembiasaan membaca iqro, suratan pendek,dan praktek sholat di sekolah kami.
b. Memajang hasil portofolio siswa yang terbaik di madding kelas, misalnya puisi, gambar, cerita lucu, pantun dan lain-lain. Hal ini akan membuat siswa menjadi bersemangat dan percaya diri terhadap hasil karya mereka yang dipajang, sehingga meningkatkan kreatifitas siswa.
c. Menyediakan kotak sampah di depan kelas masing – masing. Jika diperbolehkan oleh Dinas pendidikan maka siswa yang melanggar dikenakan sanksi, misalnya Rp. 500/siswa. Sambil membawa bukti sampah yang dibuang sembarangan hal ini mungkin bisa meminimalisir anak membuang sampah sembarangan)
d. Menyediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir.
e. Menyediakan “Kantin sehat“ di sekolah yang diawasi oleh BPOM adalah singkatan dari kata Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
f. Perpustakaan
Jika perpustakaan sekolah belum terlalu besar. Guru bisa berkerjasama dengan siswa untuk membuat perpustakaan mini di kelas.
g. Klinik sekolah
Fasilitas klinik sekolah ini untuk menjamin kesehatan siswa dan warga sekolah lainnya. Di dalamnya ada perawat jaga dan Dokter penanggung Jawab.
h. Menyediakan apotek hidup di sekitar sekolah
Apotek hidup ini juga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di luar kelas. Guru dan murid bisa bersama-sama menanam apotek hidup di sekitar lingkungan sekolah baik dalam skala kecil atau besar.
4. Guru berkepribadian ramah dan menyenangkan
Menjadi pribadi yang ramah dan menyenangkan adalah dambaan setiap siswa, dengan demikian siswa tidak takut berhadapan dengan guru, nyaman dalam mengikuti KBM. Bersikaplah seperti orang tua kepada anaknya sendiri. Kakak kepada adiknya, bahkan seperti temannya sendiri sehingga tidak ada istilah GURU KILLER! (guru yang menakutkan bagi siswa).
5. Guru memberi bimbingan personal kepada siswa
a. Guru tidak hanya terpaku duduk di depan kelas, tetapi memberi bimbingan secara bertahap. Hal ini bisa dilakukan dengan berkeliling ke tempat duduk siswa sampai semua mengerti.
b. Menilai siswa per-individu. Usahakan tidak mengumpulkan buku di depan meja guru. Bila ini dilakukan, biasanya banyak siswa yang ribut dan tidak focus dan mengobrol.
c. Guru dapat lebih efektif memotivasi siswa dengan cara memberikan dorongan kepada siswa untuk secara pribadi bertanggung jawab atas cara belajar, cara mengatur suasana kelas, melontarkan tantangan-tantangan, serta memberikan penguatan, semangat dan motivasi yang sifatnya membangun, tidak menjatuhkan semangat anak didik misalnya mengatakan”ya bagus, kamu pintar sekali!”
6. BSB (Belajar Sambil Bermain)
Pada saat kegiatan inti, ketika siswa mulai ada yang bosan atau mengantuk, guru hendaknya memberikan ice breaking atau permainan, misalnya:
Saat Pelajaran SBK (Seni Budaya dan Keterampilan), guru menggabungkan antara pelajaran menggambar, menulis latin, dan menyanyi sehingga lebih praktis. Caranyapermainannya, yaitu:
a. Tulis lagu nasional di papan tulis / di LCD menggunakan huruflatin/halus kasar, lalu siswa menyalin di buku gambar, setelah selesai siswa melanjutkan mewarnai dan menggambar bebas di buku gambar tadi..
b. Membagi siswa menjadi 2 kelompok. Kemudian beri nama kelompok yang unik. Dilanjutkan dengan pengundian kelompok terlebih dahulu.
c. Lakukan sebanyak yang kita inginkan, bagi kelompok pemenangnya mendapat reward/penghargaan bagi kelompok yang menyanyikan dengan baik (misal pulang terlebih dahulu / istirahat terlebih dahulu) dan mencoba permainan yang lain yang lebih bervariasi.
7. Guru Menggunakan berbagai macam metode mengajar
Mengusahakan berbagai strategi pembelajaran yang bervariasi dalam setiap pembelajaran. Guru dapat menggunakan Metode ceramah, diskusi, demontrasi,study tour, problem solving method dan metode eksperimental.
8. Hindari berkata “Jangan!!” kepada Siswa
Siswa merupakan individu yang memiliki potensi dan keunikan masing-masing. Siswa juga selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Apabila siswa dilarang untuk melakukan sesuatu atau guru berkata jangan bla bla bla! Justru siswa melakukan hal yang dilarang oleh guru tersebut. Contohnya, guru mengatakan jangan keluar kelas! Serta merta seluruh siswa penasaran dan pasti ingin keluar kelas. Tetapi, cobalah katakan “Ayo, silahkan siapa yang mau keluar kelas?”dengan catatan yang keluar kelas tidak bisa mengikuti pelajaran. Dengan berkata seperti itu, siswa berangsur-angsur pasti masuk kelas lagi. Siswa akan lebih menurut apabila guru menggukanan bahasa yang lebih halus dan sopan.
9. Guru adalah Role Model
Guru sebagai role model haruslah memberi contoh yang baik bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Jangan hanya menyuruh tetapi kita langsung memberi contoh yang baik. Contohnya : Guru pada saat menyuruh anak melakukan ibadah juga ikut melakukan ibadah. Misalnya, sholat/sembahyang menurut ajaran masing-masing. Dalam berbicara tidak mengucapkan kata-kata yang buruk. Membuang sampah di tempat sampah dan lain-lain.
10. Guru mempunyai Buku Besar atau Dokumen Kelas
Bila ada siswa yang bermasalah dikarenakan berperilaku buruk di lingkungan sekolah seperti mencuri, berkata bohong, berkelahi, tidak pernah mengerjakan PR, tidak mematuhi tata tertib sekolah. Maka langkah yang ditempuh adalah sbb:
a. Guru memberikan nasehat yang mendidik kepada siswa.
b. Pemberian Bimbingan Khusus wali kelas terhadap siswa yang bermasalah. Sebagai sanksinya, siswa yang melanggar menulis dan bertanda tangandi buku kasus tersebut. Hal ini dilakukan untuk dijadikan bukti kelak jika terpaksa ada panggilan orang tua murid. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar lebih disiplin, berhati-hati dan mengurangi berbagai bentuk pelanggaran.
c. Bila sudah lebih dari 3x melakukan pelanggaran maka sebaiknya guru memberi surat panggilan orang tua yang diketahui oleh Kepala sekolah dan Wakil Kepala Kesiswaan.
d. Bila panggilan pertama, kedua, dan ketiga wali murid belum datang, maka anak sementara tidak bisa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Siswa tetap bisa mengikuti KBM dengan syarat wali murid sudah memenuhi panggilan diatas dan menghadap ke kepala sekolah.
11. Guru melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas sangat dibutuhkan oleh guru karena dengan PTK ini guru dapat merefleksi diri untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswanya dalam pelajaran. Sebagai guru yang baik dan profesional, setiap permasalahan yang di kelas tentu dapat ditanggulangi. Untuk itu, guru harus melakukan perencanaan, pelaksaan, refleksi dan evaluasi dala setiap proses pembelajaran agar proses pembelajaran yang berlangsung dapat menunjang keberhasilan siswa.
12. Memberi Kesempatan Siswa Mengikuti Lomba
Guru bekerjasama dengan pihak sekolah dalam mengirimkan siswa untuk mengikuti berbagai ajang lomba baik di tingkat kabupaten, propinsi, nasioanl bahkan Internasional. Hal ini merupakan tolak ukur keberhasilan yang dicapai oleh sekolah untuk membuktikan bahwa sekolah itu mampu bersaing dengan sekolah lain.
13. Study Banding ke Sekolah lain,
Ibarat kata “Jangan pernah puas dengan hasil yang dicapai sekarang tetapi terus mengadakan perbaikan agar mendapatkan hasil yang maksimal.” Ini adalah foto Study Banding Sekolah dimana penulis mengabdikan diri selama ini. Salah satu contoh Study Banding Seluruh Dewan Guru dan Karyawan SD Muhamammadiyah di SDN Kauman Malang dan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.
Itulah pengalaman penulis dalam mengajar, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dan kurang pas dalam bertutur kata. Demikianlah semoga resep yang saya sajikan agar bisa menjadikan siswa cerdas dan berbakat menjadi Indonesia yang lebih baik lagi. Amiin. “Selamat mencoba dan semoga sukses”!!
oleh :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar