Senin, 30 Maret 2015

Filosofi Matematika dalam Kehidupan

Maha Besar Tuhan Pencipta Alam Semesta dan Seisinya.
Dari tidak ada kemudian ada, itulah kita sebagai mahluk Tuhan Yang Mahaesa (maaf, saya tidak membatasi penyebutan terhadap Sang Khaliq tersebut, begitu banyak Nama yang bisa digunakan untuk menyebut-Nya) yang berasal dari ketiadaan menjadi ada karena dikehendaki Tuhan Semesta melalui proses biologis sehingga terlahirlah kita di dunia ini.
Jika kita memandang konsep kehidupan ini dari sudut pandang ilmu matematika, mungkin salah satu cabang ilmu matematika yang dapat menjelaskan hal ini adalah KALKULUS. Tidak asing bagi yang telah belajar matematika tentu telah mengenal apa itu Deferensial dan Integral. Ya…..dua bahasan itulah yang paling dekat untuk mendeskripsikan kehidupan ini. Mari kita renungi bagaimana kalkulus menjelaskan tentang itu.
Deferensial
Ketika kita berumur kurang lebih 4 bulan di dalam rahim ibu kita, ditiupkanlah ruh kehidupan pada diri kita beserta dengan segala ‘potensi’ anugerah dari Tuhan dan ketika kurang lebih 9 bulan 10 hari (normal) ditugasilah kita menjadi khalifah di bumi Tuhan Yang Mahaesa. Proses deferensiasi kita tersebut menjadikan kita sebagai mahluk pengabdi kepada Tuhan. Tentu saja konsekuensinya kita di dunia ini dituntut melakukan apa saja cipta karsa dan rasa sebagai manusia yang mengandung muatan ibadah kepada-Nya.
Sebagai Fungsi Polinom lengkap
Perjalanan kita dalam kehidupan ini diibaratkan suatu fungsi (y) yang ter-deferensial menjadi y’ (dy/dx) sehingga ada satu Konstan (C) yang “hilang” akan tetapi sebenarnya hanya tidak ditampakkan oleh Tuhan karena C yang hilang mengandung muatan ketetapan Tuhan atau dalam agama Islam dinamakan Qadha’ yang harus ditempuh oleh manusia untuk menemukan kembali C yang hilang tersebut dengan segala potensi yang kita miliki dalam fragmen-fragmen kehidupan (taqdir) kita. Muatan C tersebut bisa saja positif jika kita menaati aturan-aturan Tuhan dalam agama dan bisa negatif jika kita menuruti hawa nafsu yang tidak terkontrol oleh hukum positif universal tergantung kita mengisi fungsi y kita dengan nilai variabel yang kita usahakan. Dengan kata lain C adalah seluruh muatan amal kita dalam kehidupan fana ini, sehingga C menjadi hal yang sangat penting bagi manusia itu sendiri. Seberapa penting C itu bagi diri kita? Mari kita ikuti deskripsi integral kehidupan.
Kembali utuh menjadi F(x)
Setelah kita menyentuh batas akhir perjalanan hidup yang telah digariskan Tuhan, kita menjadi suatu fungsi yang terintegralkan menjadi fungsi y secara utuh plus dengan nilai C yang telah kita usahakan di dunia…habislah kita sebagai fungsi dy/dx. Nah, nilai C yang kita usahakan di dunia yang muncul akibat segala upaya kita di dunia itulah yang akan ditanyakan oleh Tuhan seru sekalian alam. Tuhan Maha Besar yang segala kesempurnaan hanyalah milik-Nya saja. Tentu coreng moreng C yang kita dapatkan menjadi sangat penting karena C itulah kita akan ditentukan apakah kita akan menghuni kapling surga atau neraka. Semoga kita termasuk yang mendapat petunjuk dan bimbingan dari Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
So…ternyata kehidupan di dunia ini dapat diterangkan oleh bagian ilmu matematika yang oleh sebagian besar siswa SMA dianggap suatu pelajaran yang sulit…yaitu Ilmu Ajian Serat ”Kalkulus” (he he he …becanda dikit ya…keliatannya kok serius amat).
Jika para siswa menyadari kehidupan ini seperti halnya Kalkulus Deferensial dan Integral tentu dapat mengambil hikmah bahwa kalian dibekali potensi yang luar biasa dari Tuhan untuk menaklukkan mahluk yang bernama Kalkulus itu, oke?
Please try again …yang penting tetap semangat ”ora et labora”.

sumber : asadurrofiq.wordpress.com

Tidak ada komentar: