Profesi Guru sangat dihormati di Finlandia, bahkan melebihi pengacara dan dokter sekalipun. Tidak sama dengan di negara kita, profesi Guru kadang hanya dipandang sebelah mata. Apalagi untuk Guru bukan PNS. Untuk itu di Finlandia untuk menjadi Guru bukanlah pekerkara mudah. Tidak semua orang bisa direkrut untuk menjadi Guru. Standar kualitas Guru yang tinggi sangat ditekankan di sana. Tampaknya di Finlandia sadar apabila Guru yang notabene bertugas untuk mencetak kader bangsa sangat menentukan masa depan sebuah negara. Untuk itu Finlandia sangat selektif dalam memilih seseorang untuk menjadi Guru karena jaminannya sangatlah mahal yaitu masa depan bangsa.
Semua orang yang ingin menjadi seorang Guru di Finlandia, haruslah mempunyai ijazah S2. Tak berhenti di situ, mereka yang ingin menjadi Guru juga harus termasuk dalam peringkat 10 besar lulusan terbaik di kampusnya. Sesudah memenuhi kriteria itu pun calon Guru masih harus mengikuti pelatihan lagi untk meningkatkan kualitas nya lagi. Seleksi untuk mengajar di suatu sekolah sangat ketat. Calon guru dengan ijazah S-1 hanya 5% yang diterima dan calon guru dengan ijazah S-2 20% diterima. Dengan seleksi guru yang ketat, terjadilah guru-guru berkualitas. Dengan guru yang berkualitas maka akan tercipta pulalah pendidikan yang berkualitas.
Selain dihormati, Profesi Guru juga merupakan profesi yang paling diidamkan oleh para muda mudi di Finlandia. Pada tataran jenjang pendidikan tinggi, ribuan lulusan SMA yang berminat untuk menjadi seorang Guru dengan masuk pada fakultas keguruan. Dan yang beda dengan negara kita adalah bahwa di Finlandia hanya yang tergolong “grade A graduates” yang berani melamar untuk menjadi mahasiswa calon guru.
Untuk sekedar bisa masuk pada pendidikan calon guru, seorang lulusan SMA harus lolos dalam berbagai macam seleksi. Pertama, mereka diseleksi berdasarkan hasil ujian matrikulasi, prestasi akademik selama di SMA, dan prestasi nonakademik di luar sekolah. Tes berikutnya, mereka yang lolos seleksi tahap pertama harus menyelesaikan ujian tulis sebagai alat ukur penguasaan mereka atas buku-buku pedagogi yang sudah ditentukan. Tes selanjutnya, mereka menjalani magang dalam aktivitas klinik di replika situasi sekolah. Di sinilah tempat mereka diobservasi habis-habisan secara saksama untuk menilai kecakapan mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Terakhir, calon yang lolos masih harus menjalani tes wawancara, yang antara lain diminta untuk menjelaskan alasan mereka memutuskan untuk menjadi guru.
Begitu ketat dan selektifnya calon Guru di Finlandia tak heran jika pendidikan di sana begitu maju dan begitu disegani di Dunia. Lalu bagaimana di negara kita, hanya Bapak dan Ibu guru sendiri yang bisa menjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar