Senin, 30 Maret 2015

Ingin tau Produk Andalan Indonesia ?? Jam karet...!!


Kalau ditanya, apa yang mencerminkan Indonesia banget? Jawabannya 
bukan batik, wayang, atau angklung, melainkan jam karet.

 Ya, di negara kita tercinta ini sudah jamak sebuah acara dimulai satu jam mundur 
dari jadwal yang sudah ditetapkan. Alih-alih memulai acara tepat waktu 
meski hanya segelintir orang yang datang, panitia malah menunggu 
peserta yang lain hingga satu jam lamanya.

 Sungguh, " kebaikan" hati panitia ini bukan hanya tidak mendidik, tapi juga tidak menghargai 
orang-orang yang datang tepat waktu. 

Karenanya, tidak salah kemudian kalau sebagian orang lebih memilih 
memundurkan setengah jam waktu kedatangannya ke sebuah acara dengan 
alasan peserta yang lain juga pasti datang terlambat.

 Daripada menunggu satu jam di tempat acara, mending santai dulu menghabiskan 
secangkir kopi yang sudah repot-repot disiapkan istri. Perkara 
diplototin panitia atau sesama peserta, tinggal minta maaf kok. 

Kalau sudah begini, bukankan kita terjebak pada lingkaran setan? Entah 
siapa yang memulai dan entah siapa yang mengikuti. Yang jelas, jam 
karet ini akan terus membudaya dan bukan tidak mungkin akan menjadi 
salah satu warisan ke generasi selanjutnya. Masya Allah ! Nampaknya, 
tidak cukup mewariskan utang negara kepada anak cucu kita. Lantas, mau 
jadi apa generasi mendatang kalau kita hanya mewariskan berbagai hal 
buruk? 

Sebenarnya, andil terbesar dalam menumbusuburkan budaya jam karet 
adalah karena kultur budaya kita yang terlalu berlapang dada, murah 
mengobral maaf, serta keengganan berkata lugas karena merasa tidak 
enak. Ya, ketika salah seorang rekan kerja datang terlambat pada rapat 
bulanan siang ini, kita akan dengan mudah memaafkan hal itu. Terlebih 
ketika sang teman datang dengan muka memelas dan menyatakan 
keterlambatannya gara-gara ada keperluan keluarga. 

Jadi, mengikis budaya telat harus bekerja dua arah. Kita hendaknya 
terus belajar untuk tepat waktu tanpa harus berlindung di balik alasan 
" yang lain pun pasti telat". Dan, sudah saatnya pula bagi kita untuk 
tidak terlalu mengumbar maaf atas keterlambatan yang dilakukan orang 
lain. Bukan untuk bersikap sok "on-time". Ini adalah usaha untuk 
sama-sama belajar menghargai waktu. 

( Disarikan dari Majalah Percikan Iman )

Tidak ada komentar: