Minggu, 01 Februari 2015

Tips berhadapan dengan orang tua siswa yang sedang marah


Jika boleh memilih seorang guru akan minta agar dirinya cukup mengajar saja anak anak di kelas tanpa mesti harus berhadapan dengan orang tua siswa. Karena tipe orang tua siswa itu macam-macam dan tak selamanya suportif. Hari yang tidak enak bagi seorang guru adalah ketika ia mesti berhadapan dengan orang tua siswa yang sedang marah atau komplen berat karena satu dan lain hal. Ada memang tipe orang tua siswa yang sebenarnya punya masalah besar dalam kehidupannya namun malah menjadikan kita sebagai guru sebagai pelampiasan amarah dikarenakan kesalahan yang kita lakukan kepada anaknya sebagai anak didik kita di sekolah.
Jika anda sebagai guru mesti berhadapan dengan orang tua siswa yang sedang gundah marah mengenai perihal anaknya di sekolah dan marahnya ditujukan pada kita sebagai guru, maka ini yang mesti dan bisa anda lakukan.
1. Jika mendengar dari resepsionis sekolah bahwa orang tua siswa ada yang ingin bertemu apalagi tidak ada janji sebelumnya, apalagi sudah dapat bocoran info bahwa orang tua siswa itu marah-marah, jangan langsung ditemui, minta orang tua siswa itu menunggu dan tanya hati sendiri, kira-kira ada apa orang ini mau bertemu saya? Jika tidak dapatkan jawabannya segera tanya pada rekan sekerja yang dekat dengan kita, biasanya rekan kita itu malah punya jawabannya.

2. Saat akan bertemu dengan orang tua siswa itu berdoalah atau dzikir sebisanya. Jika anda muslim segera ambil air wudhu dan sholat dua rakaat jika sempat. Hal ini akan berguna dalam membuat anda tenang dan tidak mudah terpancing.
3. Jika dirasa orang tua siswa ini bisa lakukan hal-hal yang berbahaya dan tidak diinginkan minta satpam sekolah atau teman sesama guru mengawasi dari jauh dan lakukan pertemuan di tempat umum di sekolah dan tidak di ruang tertutup.
4. Saat sedang bertemu dengan
orang tua siswa yang sedang marah jangan terpancing, tetap tenang sambil mendengarkan apa maunya dan keinginannya. Hindari memotong, jika anda ingin menjawab tanyakan dahulu apa orang tua siswa itu sudah selesai mengatakan apa yang jadi masalah atau belum. Dengan begitu kita terlihat profesional dan mau mendengar.
5. Saat marah ada tipe orang tua siswa yang biasa membawa nama pejabat atau dirinya punya dan kenal dengan orang dengan kedudukan penting. Santai saja di mata Tuhan semua sama.
6. Orang tua yang mengerti hukum atau berprofesi sebagai pengacara akan ringan menyebut “saya akan tuntut sekolah ini” ketika sedang marah. Tetap tenang sambil dengarkan terus apa yang menjadi masalah. Pada dasarnya hal tersebut adalah gertakan.
7. Saat mendengar orang yang sedang marah gunakan teknik mencari kata kunci. Teknik ini berguna untuk membantu kita sebagai pendengar mengerti apa yang dimaui oleh lawan bicara dengan cara mencari kata kata yang penting yang dikemukakan oleh orang yang sedang berbicara.
8. Saat anda bereaksi menjawab keluhan yang disampaikan, mulailah dengan kata-kata “saya mengerti apa yang bapak/ibu rasakan, saya juga meminta maaf jika ada tindakan saya yang kurang berkenan dan ijinkan saya untuk menjelaskan bahwa…..” Percayalah permintaan maaf diawal akan memecah kebuntuan komunikasi. Ingat tugas kita sebagai guru adalah menjelaskan dan bukan membantah apalagi defensif atau bertahan. Tentang bagaimana reaksinya dari lawan bicara tidak menjadi soal karena toh di depan kita sudah meminta maaf lebih dahulu.
Saat anda terkena marah dari orang tua siswa sebenarnya saat yang tepat untuk berpikir dan berefleksi. Mungkin ada kesalahan yang anda lakukan atau bahkan sebenarnya anda ada dipihak yang benar. Bukan saatnya mencari siapa yang salah dan benar, karena kalau itu terjadi masing masing pihak akan defensif. Hindari juga menyalahkan atau memarahi diri sendiri setelah kejadian. Sederhanakan saja semua menjadi masalah komunikasi. Ini berarti aspek komunikasi lah yang sangat penting untuk diperkuat agar sebuah masalah kecil tidak menjadi masalah yang besar. Prinsipnya jika sebagai guru sudah efektif dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan maka akan terhindar dari peristiwa yang tidak perlu dan merusak suasana hati sebagai guru.

Tidak ada komentar: