Profesi yang paling sulit di dunia ini adalah menjadi guru. Menjadi guru bukan hanya harus bisa membawa diri sendiri tapi juga membawa anak didiknya ke arah yang lebih baik.
Semua orang di dunia ini membutuhkan guru. Maka itu, guru merupakan salah satu profesi yang selalu dibutuhkan manusia. Era pendidikan saat ini memasuki masa sulit, termasuk di Indonesia. Dunia pendidikan harus bersaing dengan bidang lain yang sedang berkembang dan lebih populer seperti teknologi. Di Indonesia, tidak jarang murid lebih well-informed dibanding gurunya akibat perkembangan teknologi yang menargetkan generasi muda. Ini menjadi salah satu faktor kesulitan guru dalam mengajar saat ini.
Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah lingkungan sekitar. Dunia luar saat ini boleh dibilang lebih liar terhadap generasi muda. Pengedaran narkoba, geng motor, kekerasan, dan komunitas dengan kegiatan negatif lainnya banyak menargetkan anak muda terutama pelajar untuk menjadi anggota barunya. Ini yang menjadi tantangan terbesar guru dalam mendidik. Bahkan, keharmonisan internal keluarga juga merupakan salah satu pengaruh besar terhadap hubungan guru dengan peserta didik.
Tidak jarang guru ditempatkan pada posisi sulit dimana di satu sisi, ia tidak bisa selalu mengikuti perkembangan muridnya 24 jam penuh. Tapi di satu sisi lain, ada tanggung jawab besar terhadap orangtua murid yang berharap banyak bantuan para guru dalam mendidik anak-anak mereka.
Tidak hanya itu, menjadi seorang guru berarti harus bisa mengerjakan 3 tugas sekaligus, yaitu : motivator, pemberdaya, dan instruktur. Seorang guru bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran kepada murid, tetapi juga membentuk kepribadian mereka sehingga bernilai tinggi. Dalam kegiatan mengajar, seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus, tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspos atau menyebarluaskan kekurangan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak didik memiliki jiwa yang keras, menjadi menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung terlaksananya pengajaran yang baik.
Tapi tahukah Anda bahwa semua guru dan pendidik pasti punya rasa sayang terhadap anak didiknya, layaknya orangtua terhadap anaknya? Makanya, meskipun sering diacuhkan dan diperlakukan semena-mena oleh muridnya, guru yang baik tidak akan pernah berhenti untuk membangkitkan potensi yang dalam diri muridnya. Banyak orang sukses dunia yang hingga sekarang tidak pernah melupakan jasa guru mereka.
Maka dari itu, tugas sebagai seorang guru bukanlah profesi yang mudah. Seperti yang pernah dikatakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, KI Hajar Dewantara : Menjadi guru berarti siap menjadi pengabdi bangsa. Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Kalimat di atas adalah kutipan KI Hajar Dewantara tersebut yang kini menjadi semboyan bagi pendidikan Indonesia. Maknanya adalah di depan, seorang pendidik harus menjadi contoh yang baik, mampu menciptakan ide dan prakarsa ketika mengajarkan muridnya, dan memberikan dorongan kepada muridnya dari belakang.
Semua orang di dunia ini membutuhkan guru. Maka itu, guru merupakan salah satu profesi yang selalu dibutuhkan manusia. Era pendidikan saat ini memasuki masa sulit, termasuk di Indonesia. Dunia pendidikan harus bersaing dengan bidang lain yang sedang berkembang dan lebih populer seperti teknologi. Di Indonesia, tidak jarang murid lebih well-informed dibanding gurunya akibat perkembangan teknologi yang menargetkan generasi muda. Ini menjadi salah satu faktor kesulitan guru dalam mengajar saat ini.
Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah lingkungan sekitar. Dunia luar saat ini boleh dibilang lebih liar terhadap generasi muda. Pengedaran narkoba, geng motor, kekerasan, dan komunitas dengan kegiatan negatif lainnya banyak menargetkan anak muda terutama pelajar untuk menjadi anggota barunya. Ini yang menjadi tantangan terbesar guru dalam mendidik. Bahkan, keharmonisan internal keluarga juga merupakan salah satu pengaruh besar terhadap hubungan guru dengan peserta didik.
Tidak jarang guru ditempatkan pada posisi sulit dimana di satu sisi, ia tidak bisa selalu mengikuti perkembangan muridnya 24 jam penuh. Tapi di satu sisi lain, ada tanggung jawab besar terhadap orangtua murid yang berharap banyak bantuan para guru dalam mendidik anak-anak mereka.
Tidak hanya itu, menjadi seorang guru berarti harus bisa mengerjakan 3 tugas sekaligus, yaitu : motivator, pemberdaya, dan instruktur. Seorang guru bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran kepada murid, tetapi juga membentuk kepribadian mereka sehingga bernilai tinggi. Dalam kegiatan mengajar, seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus, tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspos atau menyebarluaskan kekurangan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak didik memiliki jiwa yang keras, menjadi menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung terlaksananya pengajaran yang baik.
Tapi tahukah Anda bahwa semua guru dan pendidik pasti punya rasa sayang terhadap anak didiknya, layaknya orangtua terhadap anaknya? Makanya, meskipun sering diacuhkan dan diperlakukan semena-mena oleh muridnya, guru yang baik tidak akan pernah berhenti untuk membangkitkan potensi yang dalam diri muridnya. Banyak orang sukses dunia yang hingga sekarang tidak pernah melupakan jasa guru mereka.
Maka dari itu, tugas sebagai seorang guru bukanlah profesi yang mudah. Seperti yang pernah dikatakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, KI Hajar Dewantara : Menjadi guru berarti siap menjadi pengabdi bangsa. Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Kalimat di atas adalah kutipan KI Hajar Dewantara tersebut yang kini menjadi semboyan bagi pendidikan Indonesia. Maknanya adalah di depan, seorang pendidik harus menjadi contoh yang baik, mampu menciptakan ide dan prakarsa ketika mengajarkan muridnya, dan memberikan dorongan kepada muridnya dari belakang.
Jadi, Hargai guru Anda dan jangan melupakan jasanya yang tanpa pamrih!
Oleh Tim AndrieWongso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar