Kemarin malam, eh apa tadi malam yang benar? Tidak usah terlalu dipikir, bikin pusing. Hari Jum’at 06 Januari 2009 jam 21.30 pada program acara kickandy di Metrotv ditampilkan para guru yang memang sangat berjasa pada dunia pendidikan. Mereka orang-orang hebat!
Betapa membanggakan dan sekaligus menyesakkan dada melihat tontonan dalam Kick Andy kemarin malam. Kenapa? Kalau kita simak dengan seksama, pantas kita bangga pada mereka yang diampilkan oleh Bung Andy F Noya. Bangga, dengan kemampuan yang terbatas mereka melakukan kehendak hatinya untuk memberi pendidikan pada lingkungan sekitarnya. Terasa sesak di dada. Ternyata, di negara kita Indonesia ini, masih ada dan banyak orang perlu perhatian, terutama di dunia pendidikan.
Kita simak penuturan dari Bapak Ridwan dan Ibu Nurlela yang tinggal jauh di Tapanuli, ini ceritanya mirip dengan yang ada di novel Laskar Pelangi yang termasyhur itu. Berdua mereka berbagi kelas untuk mengajar. Dengan honor beberapa kaleng beraspun mereka terima, demi pendidikan, demi masa depan anak-anak di desa mereka. Mereka mau melakukan kegiatan pendidikan ini karena di desa tersebut tidak ada yang mau mengajar.
Lain lagi dengan Bapak Rudi dari Bogor. Bapak Rudi menceritakan awal mula dari guru ketika melewati daerah perkebunan teh, banyak anak yang tidak bersekolah karena ketiadaan guru. Walaupun beliau tamatan SMEA, beliau memberanikan diri untuk menawarkan bahwa beliau bersedia mengajar. Gayung bersambut. Jadilah Bapak Rudi jadi guru. Pada awal mengajar, siswa diajak belajar di los tempat menimbang teh. Jangan dibayangkan dengan gaji yang cukup. Bapak Rudi malah sering harus mengeluarkan biaya untuk beli kapur dan keperluan lain. Pengorbanan beliau sangat hebat, betapa tidak, bapak Rudi hanyalah seorang tukang parkir dan penjaga toilet. Demi pendidikan generasi mendatang, beliau rela untuk berkorban, walau harus merelakan sebagian uang dari hasil kerja sebagai tukang parkir dan penjaga toilet.
Sekolah hanya tamat kelas 5 SD bisa jadi guru. Itulah yang dialami oleh Bapak Jufri Umar dari Jember. Karena keterbatasan dan tanggung jawab pada keluarga. Menurut beliau pada umur 13 tahun beliau sudah menjadi tumpuan keluarga, karena ayahnya sudah meninggal dan beliau mempunyai adik. Ketika mengetahui sekolah di desanya tutup karena tidak ada yang mengajar beliau menerima tawaran untuk mengajar, sehingga sekolah itu berdiri lagi. Beliau berprinsip, walaupun hanya tamat kelas 5 SD kalau mau belajar dan membaca ilmu akan bertambah.
Ada cerita lucu dan menggelikan sekaligus menjengkelkan terjadi pada Pak Jufri ini. Singkat cerita beliau sukses melakukan pendidikan di desanya. Setiap kali lulusan anak didiknya selalu lulus 100% dengan nilai yang baik. Berkat prestasinya ini, beliau diundang ke Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur di Surabaya. Karena beliau tidak pernah memiliki sepatu, kalau pakai sepatu alergi. Seperti biasanya, beliau memakai sepatu sandal, bukan bukan sandal jepit lho. Sesampai di Surabaya, beliau tidak boleh masuk ke kantor karena tidak memakai sepatu. (Lucu dan menjengkelkan bukan?) Datangang jauh-jauh ke Surabaya, sesampai di tempat tidak boleh masuk. Jauh lho jaraknya Jember ke Surabaya. Naik Bis kurang lebih perlu waktu Lima Jam.
Tamu terakhir yang tampil di Kick Andy adalah Bapak Ning In Han seorang tuna netra yang memberi les matematika dan fisika. Beliau seorang sarjana lulusan ITB. Beliau dulunya normal bisa melihat. Namun di usianya yang ke 41 tahun beliau sakit mata, mengalami kebutaan. Sudah berobat dengan ilmu kedokteran maupun alternatif namun tidak ada kemajuan. Ketika di sebuah rumah sakit di Singapura, dokter yang memeriksa berkata,”From now on you are blind”. Beliau bangkit pada usia ke 57 th. Beliau harus berbuat sesuatu demi keluarga. Berdasarkan daya ingatnya yang kuat. Beliau bertekad untuk memberi les. Dibuatlah brosur bersedia membantu mereka yang kurang mampu dalam bidang matematika dan fisika.
Di awal, beliau mendapatkan tiga murid. Siswa membaca permasalahan yang dimiliki dan beliau menerangkan dengan menulis di papan tulis, seperti orang normal. Namun bedanya, setelah menulis di papan beliau tidak bisa membaca apa yang sudah di tulis. Begitu hebatnya beliau, hanya dengan dibacakan oleh siswa, beliau sudah memahami permasalahan yang dimiliki oleh siswa.
Sepertinya tidak ada permasalahan fisika dan matematika yang tidak terpecahkan oleh Bapak Ning In Han. Beliau bercerita, sepertinya kebutaan beliau sudah dipersiapkan oleh Tuhan. Betapa tidak, ketika masih sekolah dan mahasiswa, kalau beliau mempunyai permasalahan, ketika dibawa tidur permasalahan itu bisa terpecahkan. Hingga sekarang kalau ada permasalahan dari siswa tidak bisa terpecahkan saat itu, beliau minta waktu beberapa hari. Ketika bertemu dengan siswa, beliau sudah bisa memberi jawaban permasalahan yang ditanyakan oleh siswa.
Kick`Andy episode ini merupakan episode terbaik menurut saya. Walaupun pada episode-episode sebelumnya juga bagus-bagus. Banyak hal yang bisa kita petik di sini. Segala kekurangan yang dimiliki oleh para tamu yang dihadirkan, memberikan warna tersendiri dalam dunia pendidikan kita.
Inilah Indonesia kita yang penuh warna. Mari kita warnai dengan kebaikan, dengan perjuangan sebaik dan semampu kita. Semoga ini menjadi inspirasi bagi kita untuk selalu berbuat yang terbaik bagi bangsa ini. Tidak hanya bisa dan berani mencaci maki tanpa solusi.
Semoga bermanfaat. Maaf maaf kalau ada yang kurang berkenan.
Artikel Asli : http://ekohadip.wordpress.com/2009/02/07/para-guru-hebat-tampil-di-kick-andy/ (Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Pare)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar