Jumat, 28 Agustus 2015

Selamat Pagi Negeriku Indonesia

pagi merekah 
sebingkai jendela melukiskan pemandangan alam
sebaris embun sekilau warna secercah mentari 
semua tersimpul dalam senyummu 
menandai dimulainya kehidupan indah hari ini.

Kamu adalah lembaran hidupku 
dengan tetes-tetes rindu yang menghapus setiap sunyi setiap saat 
kata-kata ini bicara apa adanya mengenai sebuah isyarat yang dirahasiakan bunga-bunga ketika pagi melepaskan diri dari malam yang pekat.

Dan kita, 
adalah sebuah belahan hati yang tak bisa kutulisi sendiri 
tanpa kamu maknai tak bisa kugambar sendiri 
tanpa kamu warnai seperti hurup-hurup cinta 
yang berkilauan di setiap bunga 
di setiap embun yang meresap ke dalam kalbu.
.
Tetes embun 
Jernih berkilau 
Hangat mentari menyapa 
Pantulkan cahaya gemerlapan

Anak kecil berjalan Lintasi pematang menuju sekolah 
Ditendangnya ilalang ...
Percikan air berhamburan 
Udara sejuk menyertai Langkahnya 
bertelanjang kaki Merasakan sisa hujan semalam

Lumpur kecoklatan penuhi mata kakinya 
Sepatunya diatas pundak 
Jalanan terlalu kotor Untuk sepatu barunya

Tahun lalu Dua buah uang logam Tak pernah terpakai 
Minggu lalu diterimanya Masih utuh dalam kantong celananya

Anak petani desa terpencil itu 
Bertekad menjadi pintar 
Agar tidak seperti orang tuanya 
Karena mereka memintanya 
Pesan itu selalu terngiang dari Orang tuanya di ujung telinga

Nak, jangan kau menjadi bodoh dan miskin!
cukup kami saja yg merasakannya...
Karena kami sudah kenyang dgn kemiskinan ini........

wahai anak2ku...
jangan terpengaruh keterbatasan
jangan karena kita dipedalaman
jangan karena kita ngga punya apa2...

Ayo tetap semangat belajar.....anak2ku.......
diseluruh pelosok negeri Indonesia tercinta ini...

Tidak ada komentar: