Siapa bilang Mereka yang terlantar tak bisa menjadi kaya
Siapa bilang mereka yang tak punya ibu tidak bisa menjadi pemimpin
Siapa bilang mereka yang terbuang di panti asuhan tidak bisa tertawa
Anak-anak itu terlantar di pinggiran jalan
mengais-ngais di pinggiran jalan
meminta-minta di tengah hilir mudik orang kaya
Menyanyikan nada-nada sumbang
malam melangkah diantara lampu-lampu kota
barisan tubuh mungil terlelap berselimutkan angin
menutup mata dalam damai diatas selembar kertas
melekuk seluruh tubuhnya menghangatkan diri
acap kali makian menghampiri moral mereka
kata-kata tak bermoral mampir dalam kepolosan mereka
terbentuk jika keras dan tak lagi mengerti etika dan moral
Anak -anak itu terlantar diantara wanita-wanita yang bukan ibunya
spanduk kusam menjadi rumah mereka
bergelayut diantara ting-tiang papan iklan
tertawa tanpa tahu akan kemana masa depannya
CIta-cita mereka besar….
Harapan mereka jauh……
semangat mereka tinggi… “Aku ingin sekolah”; katanya
Setiap hari melewati mereka dengan hati teriris
Berharap suatu hari merangkul mereka
berharap suatu hari memberi mereka masa depan
berharap suatu hari menjadi ibu bagi mereka semua
dan terus berharap untuk mereka yang tidak kukenal
Meneteskan air mata ini tidak akan memberi mereka masa depan
merasa terluka di hati ini tak akan memberi mereka makan
dengan semangat dan kerja keras … Ku coba tuk mencapai harapan ini
Mereka itu terlantar… tapi mereka masih punya harapan
mereka masih bisa menjadi pemimpin
mereka tidak boleh terus tidur di jalanan ini
bergelayutan diatara papan iklan itu…..
itu bukan rumah mereka…..
mereka adalah manusia yang penuh harapan
manusia yang tidak boleh dibiarkan dalam kebodohan
Anak-anak itu terlantar…
meski tersenyum, aku tau mereka berharap
sinar matanya yang lesu,
tertawa dalam sinar mata yang merasa putus asa
Anak-anak itu terlantar
sumber : http://jumialely.blogdetik.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar