Jumat, 01 Mei 2015

Anak-anak Hebat Pengguncang Dunia

Johnny dan Luther Htoo: Kembar ajaib

Johnny and Luther Htoo lahir di akhir '80-an di Burma, tapi mereka bukan orang Birma biasa yang agan kenal. Mereka kaum Karen, sebuah kelompok etnis yang telah melancarkan perang gerilya melawan pemerintah Burma sejak tahun 1949.

Awalnya mereka hanyalah anak laki-laki biasa yang tinggal di hutan dalam sebuah kamp pemberontak. Ketika tentara Burma menyerang tempat tersebut untuk membuka jalan bagi jalur gas, cabang bersenjata dari Karen National Union lari kocar-kacir, meninggalkan desa yang tidak berdaya. Tapi ada yang tinggal gan. Anak-anak berumur sembilan tahun yang menggunakan AK-47 untuk menangkis serangan Angkatan Darat Burma tersebut. Dan tebak? Anak-anak ini menang.

Si kembar Htoo tampil dewasa sebelum waktunya gan. Mereka bersama-sama memimpin “Tentara Gerilya Tuhan” dengan 150 pengikut patuh yang membawa senjata dan benar-benar percaya pada kekuatan magis dari si kembar Htoo. Bagaimana mungkin anda tidak mengikuti seseorang kalau anda tahu dia kebal peluru? Dan bahkan ranjau? Dan satu hal lagi, mereka bisa membunuh dengan cara hanya menunjuk senapan ke tanah dan berkonsentrasi. 

Para pengikut juga percaya bahwa satu dari kembar Htoo memimpin 250.000 tentara yang tidak terlihat, dan kembarannya yang lain memimpin 150.000 tentara tidak terlihat. Tentu kedengarannya konyol, tapi kalau dua anak yang belum puber ini masuk ke kantor agan sekarang dengan rokok Marlboronya, ngelemparin anda sebuah AK dan bilang sudah waktunya untuk membunuh seseorang, maka anda arus berpikir panjang dan keras untuk menolak tawaran itu.

Anak-anak ini benar-benar mencuri perhatian orang banyak ketika tentara-tentara mereka (yang terlihat) menyandera rumah sakit Thailand selama 22 jam penuh. Sekitar 700 hingga 800 pasien dan staff keamanan disandera dengan tuntutan pemerintah Thai berhenti mengupas posisi Karen di Burma serta perawatan medis bagi tentara mereka yang terluka. Pasukan keamanan Thailand menyerbu rumah sakit, menewaskan 10 gerilyawan, dan mereka menyerah (si kembar Htoo tidak ada di sana).

Dalam sebuah wawancara tahun 2000, Luther Htoo menyatakan bahwa ia ingin kebebasan untuk Karen. Mereka dikejar oleh Tatmadaw (angkatan bersenjata Burma) dan dihindari oleh pemberontak Karen lainnya.

Si kembar menyerah kepada tentara Thailand pada Januari 2001 dan meminta perlindungan. Pada saat itu jumlah pengikut mereka telah menyusut hingga 20. Mereka menolak cerita tentang menjadi kebal, tetapi bersikeras bahwa Tuhan telah membantu mereka untuk bertahan hidup selama bertahun-tahun.



Spoiler for pic



Spoiler for lagi



Spoiler for nih



Spoiler for lagi gan


Blink Kid Menghentikan Penyebaran Berita

Tahun 1800-an orang-orang begitu malas berjalan dengan tubuh berlemak mereka menuju kios yang menjual koran harian gan. Kaki mereka seperti terasa berat bahkan jika mereka seharian hanya bermalas-malasan di rumah. Untungnya bagi mereka gan, ada anak-anak tunawisma yang membawa kertas-kertas, dan menjualnya dengan keuntungan sangat kecil di setiap sudut jalan. Anak-anak ini disebut "newsies."

Sayangnya untuk penjualan tersebut, isi perut anak-anak ini ditentukan oleh seberapa sensasionalnya berita yang ditawarkan pada headline koran, dan juga rasa iba yang hampir tidak dimiliki oleh para bangsawan kaya. Sehingga tak jarang, pada penghujung hari, newsies harus makan kertas yang tidak habis terjual (secara harfiah, jika mereka sudah cukup lapar).


Spoiler for pic


Akhirnya pada tahun 1899, egoisme dari penerbit Joseph Pulitzer dan penerbit dunia William Randolph Hearst yang tidak memperhatikan nasib para newsies ini membuat murka para tukang koran. Sehingga newsies berinisiatif sendiri. Mereka menaikkan harga dari koran-koran selama Perang Spanyol-Amerika, tapi tidak seperti pesaing lain, newsies tidak menurunkan harga bahkan hingga perang berakhir. Mereka cukup mendapatkan sedikit untung. Aksi ini bahkan menarik lebih dari 5.000 newsies.

Dan sampailah kita pada Blink Kid gan
Menurut beberapa sumber, Blink Kid adalah anak karismatik bermata satu yang sangat bertanggung jawab. Wartawan menduga ia berumur antara 13 atau 14 tahun, dan mereka mengutip secara langsung ketika Blink Kid mengeluarkan ucapan emas seperti ini:

"Friens and feller workers. Dis is a time which tries de hearts of men. Dis is de time when we'se got to stick together like glue.... We know wot we wants and we'll git it even if we is blind."

Jadi seberapa mengejutkannya anak ini ?
Blink Kid menghentikan penyebaran berita di seluruh Kota New York.

Blink Kid dan ribuan temannya mogok, yang berarti dua surat kabar utama di salah satu kota terbesar di dunia kehilangan distributor mereka. Dan ini tahun 1899 gan, saat koran adalah satu-satunya media. Jadi menutup dua sumber informasi terbesar di kota hampir sama seperti menutup akses internet New York, akses radio dan TV, kemudian hanya membiarkan warga menggunakan sinyal asap dan komunikator kaleng (dua kaleng yang dihubungkan benang – red) di tempat mereka.

Dia belum selesai.

Tidak hanya membuat aksi mogok serius para newsie dalam penyebaran informasi di NYC, Blink Kid juga membuat kota menjadi stagnan dengan memimpin beberapa aksi unjuk rasa di Jembatan Brooklyn.

Tentu saja gan, Hearst dan Pulitzer adalah raksasa industri, dan tidak akan mundur karena sekelompok orang yang berunjuk rasa. Mereka mengirim preman untuk membuktikan bahwa industri mereka tidak dapat digertak oleh sekelompok anak-anak bau. Hanya saja, anak-anak ini berdiri di tanah mereka. Blink Kid menang. Pada akhirnya, para raksasa mundur dan sepakat untuk membeli kembali surat kabar mereka yang tidak terjual.


Spoiler for pic


Iqbal Masih Membebaskan Buruh Anak

Iqbal Masih lahir dari keluarga Pakistan Katolik di Mudrik. Iqbal dijual sebagai budak anak pada usia empat tahun dengan harga cuma $16 gan. Dia terpaksa bekerja pada pabrik karpet tenun di sebuah kota kecil bernama Muridke dekat Lahore , empat belas jam per hari dengan gaji tiga sen. Setiap kali Iqbal tidak "mematuhi" apa yang bosnya katakan, ia akan dicambuk dan dilukai atau dipukuli. Suatu hari gan, ia ingin membebaskan dirinya sendiri dan anak-anak lain yang menderita. Ia pergi ke kantor polisi terdekat dan mengatakan bahwa ia sedang diperlakukan tanpa rasa hormat dan ingin kebebasan. Sayangnya, perwira polisi itu di sisi pabrik karpet dan ia membawa Iqbal kembali sehingga d pabrik, ia dirantai.


Spoiler for pic


Namun, pada usia 10 tahun, Iqbal melarikan diri dan bergabung dengan BLLF (Bonded Labor Liberation Front of Pakistan), sebuah kelompok yang didedikasikan untuk membebaskan perbudakan pada anak.


Spoiler for pic


Jadi seberapa mengejutkannya anak ini ?

Dalam dua tahun, Iqbal membebaskan 3.000 anak-anak dari perbudakan.

Iqbal tidak hanya bergabung dengan BLLF gan, dia bahkan menjadi juru bicara. Hal yang cukup berani untuk dilakukan. Walaupun kebanyakan dari kita akan melenggang pulang dan terjebak pada makan dan games, anak ini masuk kembali ke dalam parit, bahkan menyamarkan diri dan menyelinap masuk ke pabrik-pabrik untuk mewawancarai anak-anak tentang kondisi kerja mereka.


Spoiler for pic


Sebagai juru bicara internasional untuk BLLF, ia pergi ke Amerika Serikat dan Eropa menyerukan untuk mengakhiri pekerja anak terikat. Dia juga menyerukan untuk memboikot karpet Pakistan, hampir semua karpet itu dibuat oleh anak-anak terikat seperti dirinya.


Spoiler for pic


Iqbal menjadi pahlawan internasional dan seruannya untuk memboikot karpet Pakistan mulai berpengaruh. Pada tahun 1992, ekspor karpet turun untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Ekspor turun pada tahun 1993 dan 1994 juga, dan Iqbal menjadi objek kebencian untuk produsen karpet Pakistan - "mafia karpet".
Sehingga pada tahun 1995, pada usia 13 tahun Iqbal Masih dibunuh. Kuat dugaan ia dibunuh oleh para mafia karpet yang tidak suka dengan perjuangannya.

Pada tahun 1994, Iqbal dianugerahi Reebok Human Rights Award. Dan pada tahun 2000, ia secara anumerta dianugerahi The World’s Childrens’s Prize for the Rights of the Child.


Spoiler for pic




Sumber : www.uniksembarangan.blogspot.com

Tidak ada komentar: