Kamis, 23 April 2015

23 April : Hari Buku Sedunia , momentum tepat peningkatan budaya membaca

Membaca dapat membuka dunia, dengan membaca, seseorang dapat mengetahui hampir apapun yang ia ingin ketahui tanpa pergi ke suatu tempat tentunya. Karena pembaca dapat mengetahui segala informasi yang dibutuhkan dari buku-buku yang ditulis oleh para penulis profesional di bidangnya masing-masing.

Di negara-negara maju pun sudah terbukti bahwasannya kebudayaan baca yang ada dalam suatu masyarakat di suatu negara tersebut memiliki andil yang besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan tentunya akan berpengaruh pada kemajuan suatu negara dalam waktu yang relatif cepat. Terlebih pada lingkungan sekolah, bagi peserta didik membaca itu adalah “makanan otak”, di mana dengan membaca meraka akan dapat lebih meningkatkan pemahaman terhadap suatu pembelajaran sekaligus dapat mengembangkan serta memperluas wawasan pengetahuan yang lebih berkualitas dan komprehensif.

Dengan begitu, jika kuantitas membaca pada buku-buku yang positif serta membaca dengan berorientasi pada kualitas, maka pada akhirnya SDM si pembaca pun dipastikan akan dapat meningkat dari waktu ke waktu. Sehubungan dengan hari buku sedunia yang dirayakan setiap tanggal 23 April ini, berikut share info khusus yang terkait hari buku sedunia yang bertajuk “Selamat Hari Buku Sedunia” dari situs Kemdikbud selengkapnya…

Hari Buku Sedunia! World Book Day atau Hari Buku Sedunia adalah acara tahunan yang dirayakan setiap tanggal 23 April. Acara ini mulai dianjurkan oleh UNESCO pada 23 April 1995. Pada Hari Buku Sedunia, berbagai negara menyelenggarakan aktivitas untuk membuka mata masyarakat mengenai dunia membaca, dunia penerbitan buku, hingga hak cipta. Hari Buku Sedunia juga menjadi momen untuk mengajak masyarakat lebih mengenali karya-karya atau bahan bacaan yang menarik.

Berdasarkan data UNESCO tahun 2012, indeks minat baca Indonesia baru mencapai 0,0001. Artinya, dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya ada satu yang mempunyai minat baca. Sementara dari data Survey Badan Pusat Statisitik (BPS) pada tahun 2012, didapatkan bahwa sumber informasi penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas diperoleh dari televisi (91,68 %), dan hanya sekitar 17,66 % yang menyukai membaca surat kabar, buku atau majalah. Data Bank Dunia pun menunjukkan minat baca anak Indonesia termasuk rendah, yaitu sekitar 51,7 %,  lebih rendah dari Philipina 52,6 %, Thailand 65,1 %, Singapura 74 % dan Jepang 82,3 %.


Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia, Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyelenggarakan aktivitas untuk meningkatkan minat baca generasi bangsa, khususnya anak-anak. Perpustakaan Kemendikbud akan menggelar kegiatan “Pencanangan Gerakan 10 Menit Membacakan Cerita (Read Aloud) untuk Anak”. Kegiatan ini akan berlangsung pada bulan Mei 2015.

Kegiatan “Pencanangan Gerakan 10 Menit Membacakan Cerita (Read Aloud) untuk Anak” bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada buku, serta meningkatkan minat baca pada anak. Membacakan buku buat anak memiliki dampak luar biasa pada perkembangan anak. Dalam kegiatan ini, direncanakan Mendikbud Anies Baswedan akan membacakan buku cerita di depan anak-anak usia dini.


.
Selain itu, para guru dan orang tua juga dapat mengikuti workshop Read Aloud untuk bekal membacakan buku cerita bagi anak-anak. Read Aloud adalah metode mengajarkan membaca yang paling  efektif untuk anak-anak karena dengan metode ini kita bisa mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkanOrang tua dan guru yang membacakan cerita kepada anak-anak dapat menjadi contoh bagi anaknya (reading role model). (Desliana Maulipaksi)


Tidak ada komentar: