Minggu, 07 Juni 2015

REALITA GURU DI PERBATASAN TERPENCIL/PEDALAMAN


Janji kemerdekaan Indonesia dalam UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,dan dijelaskan lagi dengan UUD 1945 pasal 31(1)”setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan .pasal 31(2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayayainya”. Kenyataanya janji tersebut belum dapat terpenuhi
Setiap orang belajar dari berbagai sumber baik melalui pengalaman,pendidikan informal atau pendidikan formal seperti sekolah.Orang membutuhkan pendidikan khususnya melalui jalur formal seperti sekolah.Salah satu komponen sekolah yang penting adalah guru,Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke 4 di dunia membutuhkan banyak guru.
Guru adalah jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.Dibalik kerumitan kurikulum,soal ujian, dan sistem pendidikan berdirilah para guru.Mereka mendidik,menginspirasi anak-anak indonesia.Dalam himpitan tekanan ekonomi mereka hadir di hati anak-anak Indonesia.Pada pundak guru ini kita titipkan persiapan masa depan republik ini.Guru menginspirasi anak-anak di daerah terpencil mempunyai mimpi,dan membuat orang tua siswa di daerah terpencil ingin mempunyai anak yang terdidik seperti pengajar mereka
 Diungkapkan oleh rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan Saat ini Indonesia tidak kekurangan guru ada 580.000 guru honorer di Indonesia ,Faktanya rasio guru dengan murid di Indonesia adalah 1:15 hal ini membuktikan bahwa Indonesia tidak kekurangan guru, contoh negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan  rasio guru  banding murid 1:20.66 persen daerah terpencil di Indonesia kekurangan guru.Mengapa guru menjadi barang langka di perbatasan?
Contoh di keadaan SD Muhammadiyah Karangkajen di kota Yogyakarta,seorang guru paling tidak memiliki sepeda motor untuk berangkat ke sekolah,atau sepeda jika rumah mereka tak jauh.jalanan aspal yang halus,Kondisi sekolah yang lengkap mendukung Kegiatan Belajar Mengajar,Selain itu kebutuhan air di kota Yogyakarta mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.Bandingkan dengan Guru  di SDN Tembaga ,Kalimantan Barat yang mengajar di rimbunan hutan,dengan kesulitan mendapat air dan biaya hidup tinggi
Walaupun pemerintah menjanjikan imbalan yang cukup bagi guru yang mengajar di perbatasan,nyatanya guru lebih memilih mengajar di kota-kota besar.Selain itu pemerintah  lambat dalam memenuhi janji pada tenaga pengajar di perbatasan.Sehingga guru kurang memilih mengajar di perbatasan
Air sulit ditemui di Perbatasan misalnya di Kalimantan Barat di Dusun Tembaga.Air mengandalkan hujan yang ditampung di tong-tong lalu dialirkan dengan pipa,untuk keperluan MCK, tak jarang mereka tidak mandi 2 hari,namun bila hujan tiba guru sulit berangkat ke sekolah karena jalan di ladang sering banjir satu-satunya kendaraan yang lewat adalah truk pengangkut kelapa yang mereka tumpangi.
            Untuk mencapai sekolah tidak mudah,truk penganku kelapa yang mereka tumpangi bisa menunggu berjam-jam,jalan sepanjang 130KM yang terjal dan berbatu tidak memungkinkan untuk berjalan kaki,dalam perjalanan menggunakan mobil memakan waktu 3 jam,satu setengah jam lewat jalan raya,sisanya masuk hutan sawit yang terjal

Di lain pihak pembangungan di perbatasan yang tidak merata, ,kondisi sekolah diperbatasan tidak layak untuk belajar,tak seimbang dengan semangat anak yang relatif tinggi.Guru kesusahan mengajar mengingat buku sangat terbatas .Ironisnya beberapa siswa jika tidak naik kelas guru akan dituntut tidak bisa mengajar. 
Gaji yang dibayar untuk mengajar di perbatasan tak sebanding dengan pengorbanan seorang guru,dari pengakuan seorang guru,dirinya hanya menerima gaji 500 ribu untuk 3 bulan bahkan 6 bulan.                                                                                                        “Disini telah 5 kali ganti kepala sekolah namun gaji saya hanya 500 ribu untuk 3 bulan bahkan 6 bulan”dari narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Daerah perbatasan kekurangan guru.Sementara kita disini belum sepenuhnya menghargai guru yang sudah ada.Kita sebaiknya lebih menghargai dan menghormati setiap guru,dan belajar yang sungguh-sungguh,Sehingga kita dapat menjadi pemimpin yang akan membangun Indonesia dan juga daerah perbatasan!.Sekian selamat hari guru.
Kurnia Aji Y

Tidak ada komentar: