Upaya meningkatkan kesejahteraan guru adalah tanggung jawab kita bersama bukan sekedar tanggung jawab pemerintah. Pasalnya, guru adalah profesi yang mulia dan terhormat dan mesti dihormati seluruh komponen bangsa.
Dalam rangka menyambut hari guru, Menteri Pendidikan RI, Anis Baswedan mengajak seluruh masyarakat untuk mem VIP kan guru. "Guru adalah guru dari perubahan bangsa, Saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk muliakan guru, kurangi beban guru, karena setinggi- tingginya peningkatan kesejahteraan yg diberikan pemerintah, kalau pengeluarannya juga besar itu tidak akan berarti," kata Anis, saat konfrensi pers, digedung Kemnbuddikdasmen, Senayan Jakarta, Senin (24/11).
Menurut Anis, Seluruh masyarakat harus memuliakan guru, dengan cara apapun itu. "Ajak seluruh rakyat menurunkan beban guru. Misalnya, jika, anda punya unit usaha berikan dia diskon, karena dia guru. Kalau ada guru yang berlangganan koran, berikan dia harga khusus yang lebih murah, jika, anda punya toko sembako, berikan dia diskon, karena dia seorang guru, jika, anda tukang ojek berikan dia potongan ongkos, karena dia seorang guru," seru Anis.
Anis mengatakan, mengapa kita harus memuliakan guru ? Karena mereka kita bisa maju, dari meraka kita mendapatkan sesuatu yang menjadikan kita seperti saat ini. "apakah mereka sempurna, tidak. mereka Seperti orang tua kita dirumah, mereka pasti ingin anaknya pintar dan sukses. Itu sifat alaminya," ujar Anis.
Untuk mensejahterakan guru, lanjutnya, masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang tapi cukup dengan memberikan dia penghormatan berupa diskon.
Saat ini, menurut Anis, kesejahteraan guru sungguh memprihatinkan, apalagi, guru yang berstatus honor. "Bagaimana mungkin seorang guru yang mendidik anak kita, anaknya sendiri tidak bisa sekolah. ini sudah harus diakhiri, cukup sudah. Ini bukan persoalan statistik, saya paling terenyuh kalau mendengar pertanyaan seperti ini. Ini soal tanggung jawab bangsa indonesia," tegas Anis, seakan -akan geram dengan kondisi guru saat ini.
Anis mencontohkan dengan kondisi yang terjadi kepada orang dekatnya. " tidak usah jauh-jauh, Contohnya staff saya ibunya guru TK, bapak guru SMA, namun, ketika lulus SMA sebagai salah satu yang terbaik tidak bisa lanjut kuliah karena kurang biaya," ucapnya, mengisahkan.
Ini persoalan yang harus segera diselesaikan, kata dia, secara kepegawaian harus berurusan dengan Menpan, "ini diluar yuridistik dikbud, tapi secara moral kita tidak bisa tinggal diam dengan nasib guru honorer ini," ucapnya.
Untuk menyelesaikan persoalan ini, Anis menuturkan akan segera berkoordinasi dengan seluruh instansi dan lembaga terkait. "Masa, guru dibawah UMR, senin besok saya akan ketemu seluruh sudin pendidikan se-Indonesia ini adalah salah satu PR yang harus diselesaikan secepatnya."
Sebelumnya, kata Anis, sudah ada beberapa perusahaan pemerintah dan swasta yang bekerja sama dengan kemenbuddikdasmen, guna meningkatkan kesejahteraan guru. Diantaranya, Maskapai Garuda, Merpati, dan Transjakarta. "Cukup menunjukan kartu identitas guru, maka, mereka akan mendapatkan potongan harga," ungkapnya.
Kedepan, Dia berharap seluruh komponen bangsa dapat melakukan hal yang serupa, dengan memberikan diskon kepada setiap guru.
Sementara itu, Ketua umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistyo, mengungkapkan akan mendukung setiap langkah program Menbuddikdasmen, untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru.
Menurutnya, Ada beberapa persoalan guru yang sebenarnya sudah lama menjadi perhatian PGRI. Pertama, masalah kekurangan Guru. Sulistyo menuturkan, Saat ini banyak sekolah nasional yang kekurangan guru. "SD kita kekurangan sekira 300 ribu guru, memang terasa tidak kurang, karena sebagaian besar diisi oleh tenaga honorer, di SMK kita kekurangan guru untuk jurusan produktif, dan SMA kekurangan guru bimbingan konseling," ungkapnya.
Yang kedua, lanjutnya, persoalan mutu.Dia menerangkan, saat ini, guru perlu perjuangan keras untuk meningkatkan mutu individu. Menurutnya ini ada kaitannya dengan proses rekrutment, pembinaan, karir dan profesi. "Ada sekira 800 ribu guru golongan IV A yang kesulitan naik pangkat, lantaran menunggu masa pensiun, sehingga pengembangan diri pun sudah tidak semangat, ada lagi, persoalan guru yang dituntut untuk bisa menulis karya ilmiah, sehingga guru tertekan," katanya.
Yang ketiga, persoalan kesejahteraan dan perlindungan. Menurutnya, ini adalah persoalan yang sudah mengakar dan sampai saat ini belum terpecahkan, "masa ada guru yang mengajar 24 jam, tapi gajinya tidak sesuai dengan UMR, buruh saja diatur gajinya, guru malah tidak diatur gajinya."
Terkait perlindungan terhadap guru, dia mengungkapkan, didaerah masih banyak guru yang tertekan secara politik dan hukum, lantaran tidak memilih kandidat kepala daerah, dan Dia mencatat hampir disetiap provinsi, ini terjadi. "Di Boyolali, ada sekira 2000 guru yang dimutasi, bukan karena kinerjanya yang jelek, tapi karena menolak memilih pasangan pilkada, yang saat ini memimpin," ungkapnya.
Dan yang terakhir, yang menjadi persoalan adalah pelaksanaan kode etik guru. Untuk dapat melaksanakan kode etik guru, kata Sulistyo, guru harus merubah mindsetnya. Guru harus lebih semangat dalam menempa diri, agar dapat memberikan pemahaman materi kepada anak didik. "Guru harus banyak baca, guru harus pintar dalam mengembangkan metode belajar, kalau guru sudah malas, bagaimana anak didiknya, ini yang perlu menjadi bahan evaluasi," tuntasnya.
Terakhir Menbuddikdasmen, Anis Baswedan, menyerukan kepada masyarakat, dalam rangka peringatan Hari Guru, 25 November 2014, Kunjungi guru kita yang pernah mengajari kita, salami dia, tanya kabarnya. "Bila ada alumni yang ingin mencari akses dimana gurunya sekarang, Kemenbuddikdasmen akan berikan aksesnya," pungkas Anis
sumber :http://www.indopos.co.id/