Sabtu, 08 November 2014

Guru Perlu Pendidikan Karakter



Dok / melimu.com
Ilustrasi.


Wheny Hari MuljatiSebuah riset menunjukkan banyak guru cenderung berperilaku negatif.

Selain siswa, guru memerlukan pendidikan karakter agar pembelajaran yang ramah anak dapat berlangsung dengan baik. “Pendidikan karakter perlu diberikan kepada guru, bahkan sejak mereka masih menjadi calon guru,” ujar pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina Jakarta, Mohammad Abduhzen, kepada SH, Jumat (7/11).

Menurutnya, pembentukan karakter para calon guru perlu dilakukan melalui pendidikan profesi. Sementara itu, guru yang sudah dalam masa jabatan perlu mendapatkan pelatihan. Tujuannya, mereka termotivasi memperbaiki kinerjanya. “Pelatihan perlu didesain sedemikian rupa sehingga guru mengalami perubahan mental atau karakter menjadi lebih baik,” tuturnya.

Psikolog anak dan remaja, Irma Gustiana mengatakan, hasil penelitiannya terhadap guru-guru yang dilakukannya menunjukkan, banyak guru berkecenderungan berperilaku negatif. Hal tersebut disebabkan problem masa lalu yang tidak selesai.

Problem masa lalu yang tidak selesai tersebut, Irma melanjutkan, cenderung akan dilampiaskan kepada murid-murid dalam bentuk perilaku dan sikap yang negatif. Untuk itu, guru perlu mendapat pemeriksaan guna melihat sejauh mana mereka mengalami masalah psikologis. “Beberapa guru telah kami rekomendasikan untuk mendapat terapi, bahkan ada yang perlu terapi berkelanjutan,” katanya.

Butuh Penyegaran
Menurut Irma, guru sangat memerlukan pendidikan karakter dalam bentuk pelatihan rutin. Ia mengatakan, jumlah pelatihan untuk guru dalam lima tahun belakangan ini sangat minim. “Dalam lima tahun ini saya amati, pelatihan guru bisa dihitung dengan jari, tidak sampai lima kali,” ujarnya dalam suatu diskusi.

Ia berpendapat, guru pada masa sekarang sangat membutuhkan penyegaran. Pasalnya, mereka menghadapi fenomena permasalahan anak yang terus berubah seiring kemajuan zaman. Irma menambahkan, dalam situasi tersebut, guru dituntut terus memperbarui pengetahuannya dan memperbarui diri supaya dapat menyesuaikan dengan kondisi zaman.

Apabila guru menyadari diri mereka memiliki masalah psikologis, mereka dapat menemukan cara mengatasinya. “Dengan demikian, guru mampu memilih cara agar sikapnya tidak sampai menyakiti atau merugikan siswa,” tutur Irma.

Sumber : Sinar Harapan

Tidak ada komentar: