Kamis, 27 November 2014

Guru Sumber Inspirasi

Hari Guru
Jakarta, Kemendikbud --- Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Pepatah tersebut layak untuk menggambarkan bahwa seorang guru sebenarnya adalah panutan bagi anak didiknya. Guru yang terampil, menyenangkan, kreatif, akan membentuk generasi yang berkualitas. Sebaliknya, guru yang pasif dan tidak inovatif akan membentuk generasi yang kurang lebih sama seperti gurunya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, tugas membentuk generasi yang berkualitas adalah tanggung jawab seluruh komponen masyarakat. Meskipun dalam konstitusi disebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan, tapi peran guru dan masyarakat tidak boleh dilupakan.
“Tugas kita bukan hanya menjalankan konstitusi dan peraturan. Tugas kita sama-sama membuat anak-anak kita menjadi pembelajar yang Insya Allah akan memajukan Indonesia di masa datang,” kata Mendikbud di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan delapan ribu guru pada puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2014, Kamis (27/11), di Istora Senayan, Jakarta.
Menyadari peran guru yang strategis tersebut, peningkatan mutu guru mutlak dilakukan. Dan guru juga memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensi dirinya. Seiring dengan peningkatan kualitas guru, Menteri Anies juga menyerukan peningkatan kesejahteraan guru.
Contoh konkret yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan guru adalah dengan membantu mengurangi pengeluaran guru. Pengeluaran guru dapat dikurangi dengan menggandeng masyarakat dan dunia usaha untuk memberi keringanan kepada guru. “Kalau ada usaha beri keringanan pada guru,” katanya.
Di tangan para guru, masa depan Indonesia dititipkan. Dari para guru, akan hadir anak-anak Indonesia yang kelak akan mendorong kemajuan dan membuat bangga. Mendikbud mengatakan, dalam menjalani tugas ini generasi sekarang mungkin tidak menyaksikan secara langsung hasilnya. “Tapi dengan inspirasi bapak ibu guru anak-anak kita nanti akan berkata indoneaia berubah karena bapak ibu guru saya di sekolah,” katanya. (Aline Rogeleonick)

Rabu, 26 November 2014

Anis: Guru Harus Di VIP kan


Upaya meningkatkan kesejahteraan guru adalah tanggung jawab kita bersama bukan sekedar tanggung jawab pemerintah. Pasalnya, guru adalah profesi yang mulia dan terhormat dan mesti dihormati seluruh komponen bangsa.
Dalam rangka menyambut hari guru, Menteri Pendidikan RI, Anis Baswedan mengajak seluruh masyarakat untuk mem VIP kan guru. "Guru adalah guru dari perubahan bangsa,  Saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk muliakan guru, kurangi beban guru, karena setinggi- tingginya peningkatan kesejahteraan yg diberikan pemerintah, kalau pengeluarannya juga besar itu tidak akan berarti," kata Anis, saat konfrensi pers, digedung Kemnbuddikdasmen, Senayan Jakarta, Senin (24/11).
Menurut Anis, Seluruh masyarakat harus memuliakan guru, dengan cara apapun itu. "Ajak seluruh rakyat menurunkan beban guru. Misalnya, jika, anda punya unit usaha berikan dia diskon, karena dia guru. Kalau ada guru yang berlangganan koran, berikan dia harga khusus yang lebih murah, jika, anda punya toko sembako, berikan dia diskon, karena dia seorang guru, jika, anda tukang ojek berikan dia potongan ongkos, karena dia seorang guru," seru Anis.
Anis mengatakan, mengapa kita harus memuliakan guru ? Karena mereka kita bisa maju, dari meraka kita mendapatkan sesuatu yang menjadikan kita seperti saat ini. "apakah mereka sempurna, tidak. mereka Seperti orang tua kita dirumah,  mereka pasti ingin anaknya pintar dan sukses. Itu sifat alaminya," ujar Anis.
Untuk mensejahterakan guru, lanjutnya, masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang tapi cukup dengan memberikan dia penghormatan berupa diskon.
Saat ini, menurut Anis, kesejahteraan guru sungguh memprihatinkan, apalagi, guru yang berstatus honor. "Bagaimana mungkin seorang guru yang mendidik anak kita, anaknya sendiri tidak bisa sekolah. ini sudah harus diakhiri, cukup sudah. Ini bukan persoalan statistik, saya paling terenyuh kalau mendengar pertanyaan seperti ini. Ini soal tanggung jawab bangsa indonesia," tegas Anis, seakan -akan geram dengan kondisi guru saat ini.
Anis mencontohkan dengan kondisi yang terjadi kepada orang dekatnya. " tidak usah jauh-jauh, Contohnya staff saya  ibunya guru TK, bapak guru SMA, namun, ketika lulus SMA sebagai salah satu yang terbaik  tidak bisa lanjut kuliah karena kurang biaya," ucapnya, mengisahkan.
Ini persoalan yang harus segera diselesaikan, kata dia, secara kepegawaian harus berurusan dengan Menpan, "ini diluar yuridistik dikbud, tapi secara moral kita tidak bisa tinggal diam dengan nasib guru honorer ini," ucapnya.
Untuk menyelesaikan persoalan ini, Anis menuturkan akan segera berkoordinasi dengan seluruh instansi dan lembaga terkait. "Masa, guru dibawah UMR, senin besok saya akan ketemu seluruh sudin pendidikan se-Indonesia ini adalah salah satu PR yang harus diselesaikan secepatnya."
Sebelumnya, kata Anis, sudah ada beberapa perusahaan pemerintah dan swasta yang bekerja sama dengan kemenbuddikdasmen, guna meningkatkan kesejahteraan guru. Diantaranya, Maskapai Garuda, Merpati, dan Transjakarta. "Cukup menunjukan kartu identitas guru, maka, mereka akan mendapatkan potongan harga," ungkapnya.
Kedepan, Dia berharap seluruh komponen bangsa dapat melakukan hal yang serupa,  dengan memberikan diskon kepada setiap guru.
Sementara itu,  Ketua umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistyo, mengungkapkan akan mendukung setiap langkah program Menbuddikdasmen, untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru.
Menurutnya, Ada beberapa persoalan guru yang sebenarnya sudah lama menjadi perhatian PGRI. Pertama, masalah kekurangan Guru. Sulistyo menuturkan, Saat ini banyak sekolah nasional yang kekurangan guru. "SD kita kekurangan sekira 300 ribu guru, memang terasa tidak kurang, karena sebagaian besar diisi oleh tenaga honorer, di SMK kita kekurangan guru untuk jurusan produktif, dan SMA kekurangan guru bimbingan konseling," ungkapnya.
Yang kedua, lanjutnya, persoalan mutu.Dia menerangkan, saat ini, guru perlu perjuangan keras untuk meningkatkan mutu individu. Menurutnya ini ada kaitannya dengan proses rekrutment, pembinaan, karir dan profesi. "Ada sekira 800 ribu guru golongan IV A yang kesulitan naik pangkat, lantaran menunggu masa pensiun, sehingga pengembangan diri pun sudah tidak semangat, ada lagi, persoalan guru yang dituntut untuk bisa menulis karya ilmiah, sehingga guru tertekan," katanya.
Yang ketiga, persoalan kesejahteraan dan perlindungan. Menurutnya, ini adalah persoalan yang sudah mengakar dan sampai saat ini belum terpecahkan, "masa ada guru yang mengajar 24 jam, tapi gajinya tidak sesuai dengan UMR, buruh saja diatur gajinya, guru malah tidak diatur gajinya."
Terkait perlindungan terhadap guru, dia mengungkapkan, didaerah masih banyak guru yang tertekan secara politik dan hukum, lantaran tidak memilih kandidat kepala daerah, dan Dia mencatat hampir disetiap provinsi, ini terjadi. "Di Boyolali, ada sekira 2000 guru yang dimutasi, bukan karena kinerjanya yang jelek, tapi karena menolak memilih pasangan pilkada, yang saat ini memimpin," ungkapnya.
Dan yang terakhir, yang menjadi persoalan adalah pelaksanaan kode etik guru. Untuk dapat melaksanakan kode etik guru, kata Sulistyo, guru harus merubah mindsetnya. Guru harus lebih semangat dalam menempa diri, agar dapat memberikan pemahaman materi kepada anak didik. "Guru harus banyak baca, guru harus pintar dalam mengembangkan metode belajar, kalau guru sudah malas, bagaimana anak didiknya, ini yang perlu menjadi bahan evaluasi," tuntasnya.
Terakhir Menbuddikdasmen, Anis Baswedan,  menyerukan kepada masyarakat, dalam rangka peringatan Hari Guru, 25 November 2014, Kunjungi guru kita yang pernah mengajari kita, salami dia, tanya kabarnya. "Bila ada alumni yang ingin mencari akses dimana gurunya sekarang, Kemenbuddikdasmen akan berikan aksesnya," pungkas Anis

sumber :http://www.indopos.co.id/

Ironi Guru, Sebuah refleksi



Hari Guru telah berlalu kemarin. "Milad"nya guru diperingati setiap 
tanggal 25 November. Sebuah tanggal bersejarah yang melandasi 
perjuangan guru, selain mengokohkan jati dirinya, juga perjuangan 
mengharkat derajatkan para peserta didiknya ke tahap yang ideal, atau 
bahasa hiperbolanya, memanusiakan manusia. 

Tahun demi tahun berlalu, guru tetap eksis dengan segala kemajuan dan 
atau kemundurannya. Kalau dulu guru berjuang meningkatkan imbalan 
keprofesionalannya, alhamdulillah guru sekarang (PNS) lebih sejahtera 
dengan tunjangan profesinya. Bila kesejahteraan sudah dicapai, apalagi 
yang mesti diperjuangkan guru? 

Perjuangan berikutnya adalah belajar berubah dan mengikuti perubahan. 
Guru diharapkan terus meng"update" dirinya agar ia profesional di 
ranah paedagogiknya, ranah sosialnya, juga ranah personalnya. Dengan 
berubahnya jaman, cara mengajar dan cara bekerja guru tentunya harus 
sesuai dengan kondisi kekinian. Inilah PR besar yang harus 
diselesaikan guru, agar tujuan ia mengajar dapat terlaksana dengan 
oftimal. 

Ironi Guru, Sebuah refleksi 

Dengan tak bermaksud menggeneralisir semua personal guru, namun di 
satu pihak ketika pemerintah meluncurkan tunjangan profesi, harapannya 
agar guru dapat fokus mendidik peserta didiknya, tak dipusingkan 
dengan cara mendapat tambahan penghasilan. Namun sepertinya ini belum 
berjalan maksimal. Kesejahteraan meningkat, cara kerja " masih itu-itu 
aja, seperti dulu". 

Ketika pemerintah mendengung-dengungkan "SEKOLAH BEBAS ASAP ROKOK", 
artinya ya jangan merokok di sekolah. Namun di beberapa sekolah, saya 
melihat dengan nyamannya guru menghisap rokok kesukaannya, bahkan di 
kelas atau di depan peserta didik. 

Ketika muatan kurikulum menekankan penguatan karakter atau 
akhlak/perilaku, tak sedikit guru mempertontonkan karakter yang tidak 
semestinya dimiliki guru, yang notabene "digugu dan ditiru". 

Ya, inilah potret kecil dari dunia pendidikan, di mana guru adalah 
aktor utama pengembannya. Bila guru tak berkarakter baik, maka 
dikhawatirkan akan menular kepada peserta didiknya. 

Ini juga refleksi, khusus bagi saya, bahwa jargon "guru adalah 
pahlawan tanpa tanda jasa" harus kembali disuarakan dan diupayakan. 
Jargon ini menjadi etos kerja guru, agar ia ikhlas dalam bekerja, 
mempersembahkan yang terbaik bagi anak negeri. 

Ya, mudah-mudahan apa yang saya tulis ini berlawanan dengan kondisi 
sebenarnya..... 

SELAMAT HARI GURU..

sumber  dari : http://www.diaf.web.id/

Selasa, 25 November 2014

SELAMAT HARI GURU....!!!

25 November hari ini merupakan hari guru, dimana pahlawan tanda jasa inilah yang memberikan waktunya ribuan jam untuk mendidik kita tanpa kenal lelah. Walaupun kita sering membuat mereka kesal atau marah disela-sela kegiatan belajar-mengajar, namun Bapak dan Ibu guru tetap menyikapi kita dengan bijak dan penuh kasih sayang, bahkan peran guru bisa dibilang menggantikan peran orang tua kita karena hampir separuh waktu kita dihabiskan disekolah.
Bayangkan tanpa jasa guru mungkin kita tidak bisa membaca, menulis, bahkan kita tidak bisa bekerja dan berpikir kreatif seperti sekarang. Berikut beberapa gambar dan foto yang ramai terunggah di media sosial bertepatan dengan hari guru.

1. Guru Honorer


Permasalah kesejahteraan guru dahulu dengan guru sekarang boleh dibilang hampir sama, meskipun beberapa guru negeri yang menjadi PNS sudah mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. Namun bagaimanakah nasib guru-guru honorer yang di gaji perbulannya berbeda jauh dari guru PNS atau guru di sekolah swasta yang bonafid.

2. Gaji Guru VS Anggota DPR


Bayangkan betapa mirisnya gaji guru yang mendidik generasi penerus bangsa, menghabiskan 7 jam kerja dan telah mengabdi selama 10 tahun. Sedangkan anggota DPR digaji berkali-kali lipat tetapi tidak bekerja sebagai mana mestinya.

3. Tayangan TV


Sekarang banyak tayangan TV yang memiliki gaya candaan yang kurang mendidik, bahkan mereka dibayar mahal untuk memberikan contoh yang bisa merusak moral anak-anak dan remaja.
via 1cak.com

4. Selamat Hari Guru


via pic.twitter.com/wGCP8U8Nk7

5. Memuliakan guru


Nah, kalau yang ini kata-kata dari Pak Anies Baswedan selaku Mendikbud yang cukup aktif di media sosial. Ia memiliki cara sendiri untuk memuliakan sang pahlawan tanpa tanda jasa tersebut.
via pic.twitter.com/ytSbgRXfB9

6. Guru Pedalaman


7. Hymne Guru


Masih ingatkah kalian dengan lagu Hymne Guru yang sering dinyanyikan saat kita sekolah ? Pencipta lagu hymne guru adalah seorang pria bernama Sartono, yang saat ini sudah berumur 78 tahun. Dan dilansir dari Tempo.com bertepatan pada hari guru 25 November 2014, saat ini keadaannya sudah mulai pikun.

8. Hak Guru Lebih Agung

Kreativitas Hebat Anak Muda yang Menjerumuskan

 . Ketika saya masih anak-anak, sampai sekarang pun masih terngiang-ngiang di telinga ini manakala ibuku mendamprat saya untuk tidak minta uang. “Kaya bisa nyitak uang aja, minta uang lagi, minta uang lagi !!”. Begitu kata-kata itu terlontar dari mulut kebanyakan orang tua yang jengkel terhadap anaknya yang sering minta uang jajan sehari-hari. Ternyata, sampai sekarang pun ungkapan itu masih suka terdengar.
Lucu sekali ungkapan tersebut, bukan? Padahal kalau disadari, ungkapan itu keliru. Sebab walaupun kita bisa mencetak uang, bukannya bisa jajan ke warung, akan tetapi sudah pasti kita diseret ke bui. Dihukum 20 tahun penjara. Tidak peduli, mau uang palsu, mau uang asli kalau kita mencetaknya tetap tidak boleh, kecuali Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia).

duit
ilustrasi
Oleh karena itu, walaupun kita hebat mampu menciptakan uang palsu mirip aslinya (KW 1), ya tetap tidak boleh. Kreativitas yang luar biasa ini, tidak dapat disalurkan sewenang-wenang oleh si pemilik kreatif. Sebab, manakala kreativitas itu disalurkan dengan melanggar Undang-undang, maka konsekuensinya berurusan dengan hukum. Maka, kreativitas sehebat apa pun dalam hal ini mencetak uang, yang didapat bukan penghargaan, namun diri sendiri menjadi sengsara.
Seperti yang baru saja terjadi di Bekasi. Abdul Muchit, Suyatman, Umarullah, Usman Ali, Yudi, Hans Willem, Saelan, Susilo dan Sodikin telah memproduksi uang palsu dengan kualitas 1 (KW1), dengan omset cetak 600 juta sebulan dengan 6 orang pengedarnya. Semuanya 15 orang berhasil diringkus Jajaran Reskrim Polresta Bekasi Kota, Jawa Barat.
Para produsen duit tersebut sudah terbilang hebat, sebab hasil produknya hampir sama dengan aslinya sehingga begitu dites di minimarket menggunakan alat bisa lolos. Ternyata mereka menghabiskan waktu selama 2 tahun untuk bisa menghasilkan uang sesempurna itu. Sebelumnya katanya gagal terus. Mereka telah menyalahgunakan kehebatan IT-nya ke jalan yang menjerumuskan diri-sendiri. Waduuuh, jangan coba-coba nak, sebab setiap kejahatan itu suatu saat akan hancur.

Senin, 24 November 2014

Surat untuk Ibu dan Bapak Guru dari Mendikbud

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan yang berlatar akademisi nampak begitu dekat dengan Guru. Kelihatan bahwa Beliau mempunyai keterikatan emosional yang begitu dalam dengan Bapak dan Ibu Guru. Sosok yang dulu sebagai Rektor Universitas Paramadina ini memang sejak sekian lama selalu memberikan motivasi maupun saran terhadap perkembangan Pendidikan di Indonesia.

infoguruterbaru.com

Dalam rangka Hari Guru ini Beliaupun tak lupa memberikan surat untuk Bapak Ibu semua. Semoga saja dengan surat dari Pak Menteri kepada Bapak dan Ibu Guru di seluruh tanah air menjadi lebih termotivasi dan bisa semakin baik, baik dan baik lagi dalam membentuk generasi masa depan bangsa. Tak hanya itu, kami semua para Guru tak pernah bosan untuk selalu berharap kepada Bapak Menteri untuk selalu meningkatkan kwalitas Pendidikan di Indonesia. Baik dari segi SDM, infarstruktur maupun kesejahteraan bagi ujung tombak dunia pendidikan di Indonesia. 

Berikut ini Surat dari Bapak Menteri kepada Bapak dan Ibu Guru

Surat untuk Ibu dan Bapak Guru
dari Mendikbud *

Ibu dan Bapak Guru yang saya hormati dan muliakan,
Semoga Ibu dan Bapak Guru dalam keadaan sehat, bahagia, dan penuh semangat saat surat ini menemui Ibu dan Bapak sekalian. Seiring dengan peringatan Hari Guru ini, atas nama pemerintah, saya menyampaikan apresiasi kepada Ibu dan Bapak Guru semua yang telah mengemban tugas mulia serta mengabdi dengan hati dan sepenuh hati. Izinkan saya dengan rendah hati menyampaikan rasa hormat, rasa terima kasih, dan rasa bangga atas pengabdian Ibu dan Bapak sekalian.

Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu dan Bapak Guru telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-anak kita, bersama para pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru telah mewakili kita semua menyiapkan masa depan Indonesia.

Mewakili seluruh bangsa hadir di kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala kadarnya demi mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Saya ingin menggarisbawahi bahwa persiapan masa depan bangsa dan negara Indonesia ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru.
Saya menyadari masih banyak tanggung-jawab pemerintah pada Guru yang belum ditunaikan dengan tuntas. Kita harus mengakui bahwa bangsa ini belum menempatkan guru sebagaimana seharusnya. Guru memiliki peran yang amat mulia dan amat strategis.

Saya percaya bahwa cara kita memperlakukan guru hari ini adalah cermin cara kita memperlakukan persiapan masa depan bangsa ini. Kita harus mengubah diri, kita harus meninggikan dan memuliakan guru.

Pemerintah di semua level harus menempatkan guru dengan sebaik-baiknya dan menunaikan secara tuntas semua kewajibannya bagi guru. Pekerjaan rumah pemerintah, di semua level masih banyak, mulai dari masalah status kepegawaian, kesejahteraan, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan guru harus dituntaskan.

Meskipun demikian, dibalik semua permasalahan yang ada, pendidikan harus tetap berjalan dengan baik. Di pundak Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, ada wajah masa depan kita. Setiap hari Ibu dan Bapak Guru menemui wajah masa depan Indonesia, dan di ruang-ruang kelas itulah anak-anak bersiap bukan saja untuk menyongsong tetapi juga untuk memenangkan masa depan.

Hari-hari di depan kelas tentu menyedot energi. Anak-anak yang menuntut perhatian. Tugas-tugas Guru yang menumpuk. Masih banyak ruang kelas yang tak memadai, fasilitas belajar yang ala kadarnya, atau suhu udara yang tidak selalu bersahabat, ibu dan bapak guru yang saya hormati, teruslah hadir membawa senyum; berbekal kerahiman, songsonglah anak-anak bangsa ini dengan kasih sayang; hadirlah dengan hati dan sepenuh hati. 

Kita semua sadar bahwa pendidikan adalah ikhtiar fundamental dan kunci untuk kita dapat memajukan bangsa. Potensi besar di Republik ini akan dapat dikembangkan jika manusianya terkembangkan dan terbangunkan.

Kualitas manusia adalah hulunya kemajuan dan pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam meningkatkan kualitas manusia. 

Pada kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk melihat pendidikan bukan semata-mata urusan negara, urusan pemerintah. Tanpa mengurangi peran negara, karena negara masih harus menyelesaikan tanggung-jawab yang belum tuntas dan meningkatkan kinerjanya, saya mengajak semua warga bangsa Indonesia untuk ikut bekerja sama demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Ya, secara konstitusional mendidik adalah tanggung jawab negara, tetapi secara moral mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik.
Saya mengajak semua kalangan, mari terlibat untuk membantu sekolah, guru, madrasah, balai belajar, dan taman belajar. Kita terlibat untuk mendorong kemajuan pendidikan. Untuk itu pula, kepada Guru, Kepala Sekolah, dan Tenaga Kependidikan mari kita bukakan pintu lebar-lebar. Kita mengajak dan memberi ruang kepada masyarakat untuk ikut terlibat, memikirkan, dan berbuat untuk kemajuan dunia pendidikan kita.

Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan,

Potret Indonesia hari ini adalah potret hasil dunia pendidikan di masa lalu. Potret dunia pendidikan hari ini adalah potret Indonesia masa depan. Jadikan rumah kita dan sekolah kita menjadi zona berkarakter mulia. Izinkan anak-anak kita merasakan rumah yang membawa nilai kejujuran. Izinkan anak-anak kita merasakan sekolah yang guru-gurunya adalah teladan. Biarkan anak-anak kita mengingat Kepala Sekolahnya dan seluruh Tenaga Kependidikan di sekolahnya sebagai figur-figur bersih dan terpuji karakternya.

Bayangkan Ibu dan Bapak Guru yang terhormat, kelak anak-anak kita akan hidup di era baru. Mereka hidup di era yang korupsi sudah dianggap sebagai sesuatu yang basi, sesuatu yang bukan lagi kelaziman, dan tidak semata-mata dipandang sebagai persoalan pelanggaran hukum, tetapi lebih dari itu korupsi menyangkut persoalan harkat dan martabat kemanusiaan. 

Pada suatu saat, ketika anak-anak kita, murid-murid itu telah dewasa dan berkiprah di dalam masyarakat, mereka kelak bisa bertutur, "Saya belajar jujur, dan belajar integritas dari Guru". Seraya, nama Ibu/Bapak Guru disebut.

Ibu dan Bapak Guru mungkin saja tidak mendengar langsung ucapan-ucapan itu, tetapi yakinlah bahwa melalui anak didik yang meneladani Ibu/Bapak Guru itulah aliran pahala untuk Ibu dan Bapak tidak akan pernah berhenti. Pahala yang tiada henti-hentinya melalui anak-anak didik yang menjadi manusia berkarakter mulia, yang menjalani hidup dengan kejujuran dan berintegritas.

Karakter memang tidak cukup diajarkan melalui lisan dan tulisan. Karakter diajarkan melalui teladan. Oleh karena itu, Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan, jadilah figur-figur yang diteladani oleh murid-murid dan lingkungannya.

Akhirnya, kepada seluruh Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, saya sampaikan apresiasi. Sekali lagi, atas nama pemerintah, saya sampaikan terima kasih. Ikhtiar mulia ini harus kita teruskan. Suatu saat kelak, Ibu dan Bapak Guru dapat melakukan refleksi atas apa yang sudah dijalani sambil bersyukur bahwa di saat Indonesia sedang mengubah wajahnya menjadi lebih baik, lebih bersih, lebih jujur, lebih cerdas, lebih kreatif, dan lebih cerah, Ibu dan Bapak Guru memegang peran penting.
Kelak Ibu dan Bapak dapat berkata, "Saya disana, saya terlibat. Sekecil apapun saya ikut mendidik generasi lebih baik. Saya ikut melahirkan generasi baru dan ikut berkontribusi membuat wajah Indonesia yang lebih cemerlang, dan membanggakan."

Selamat meneruskan pengabdian mulia, selamat menginspirasi, dan Selamat Hari Guru.

Salam hangat,
Anies Baswedan

Rabu, 12 November 2014

Mendikdasmen Benar-benar Akan Evaluasi Kurikulum 2013

image
– Rupanya janji pemerintah melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) yang akan segera mengevaluasi Kurikulum 2013 bukan Isapan jempol belaka. Janji tersebut akan diwujudkannya dengan rencana Mendikdasmen yang akan mengundang para praktisi dan pengamat pendidikan guna melakukan pertemuan dalam rangka mengevaluasi Kurikulum 2013.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan akan mengundang para praktisi dan pengamat pendidikan dalam rangka evaluasi menyeluruh atas keberlanjutan Kurikulum 2013 (K-13). Pertemuan itu dilakukan agar evaluasi atas K-13 tidak hanya datang sepihak dari internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Terkait hal itu, pengamat pendidikan dari Unversitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus anggota Koalisi Pendidikan Jimmy Paat mengatakan K-13 bermasalah secara konsep dan teknis. Implementasi K-13 terlalu dipaksakan, selain itu perubahan dari kurikulum lama menjadi K-13 tidak berdasarkan kajian akademik.
“Pertama, menteri harus tahu bahwa perubahan dari kurikulum sebelumnya itu tidak berdasarkan hasil penelitian. Kurikulum 2013 dikatakan hasil evaluasi kurikulum sebelumnya, tapi sampai saat ini naskah akademiknya tidak ada,” kata Jimmy.

Jimmy mengatakan K-13 juga bermasalah secara teknis. Menurutnya, pemerintah sangat terburu-buru dalam melaksanakan K-13, sehingga proses percetakan dan distribusi buku menuai masalah.
Dia mengatakan Koalisi Pendidikan dan Indonesia Corruption Watch (ICW) memiliki data terkait ketidaksiapan percetakan untuk mencetak buku K-13 yang jumlahnya mencapai 250 juta buku. Menurutnya, jika satu saja percetakan besar menghentikan produksi buku K-13, maka otomatis pengadaan buku K-13 akan terlambat. Apalagi, tidak semua percetakan memiliki kinerja baik sehingga mengurangi jumlah perusahaan yang mampu mencetak buku K-13.
“Penyebaran buku juga tidak mungkin dilakukan hanya dalam waktu dua bulan,” ujar Jimmy.

Sementara itu, Mendikbud Anies Baswedan mengatakan keputusan tentang keberlanjutan K-13 bukan hanya dari pemerintah tapi diharapkan juga dari masyarakat.
“Secara hukum, yang memutuskan pemerintah, tapi ini menyangkut anak-anak kita. Oleh karena itu akan saya undang semua praktisi, pengamat, dan mereka yang memang secara serius soal ini,” ujar Anies, akhir pekan lalu.
Menurut Anies, pemerintah ingin mendapatkan kejernihan dalam menilai praktik pelaksanaan K-13. Dia berharap terjadi dialog antara internal Kemdikbud dengan pihak di luar Kemdikbud.
“Jangan pikirkan ego penyelenggara, ini bukan soal pemerintah atau kementerian. Ini soal anak-anak kita. Oleh karena itu kita lepaskan kepentingan kita, taruh kepentingan anak-anak jadi nomor satu,” katanya.

Ujian Nasional
Menurut Anies, selain K-13, hal lain yang mendapat perhatian masyarakat adalah Ujian Nasional (UN). Oleh karena itu, persoalan UN juga akan dibahas khusus oleh Kemdikbud juga dengan mengundang praktisi dan pengamat pendidikan.
“UN juga sama akan ada diskusi,” ucapnya.

Sebelumnya, Koordinator Monitoring Kebijakan Publik ICW Febri Hendri mengatakan mendikbud sebaiknya menghentikan implementasi K-13. Febri beralasan K-13 tidak memiliki paradigma pendidikan yang jelas dan cenderung dipaksakan.
Sampai saat ini implementasi kurikulum masih bermasalah dari segi pengadaan buku yang terlambat. Terjadi pula pungutan ketika penggandaan buku di sekolah.
“Banyak guru mengeluh tidak memahami materi Kurikulum 2013. Alhasil, sebagian sekolah tetap menggunakan Kurikulum 2006 yang lebih dipahami oleh guru,”kata Febri.

Senin, 10 November 2014

Kenaikan Gaji Dan Gaji Ke 13 PNS TNI POLRI 2015

Gaji PNS TNI POLRI naik sebesar 6 persen dan uang makan juga naik di tahun 2015 ini adalah telah masuk di dalam anggaran Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014-2015. Besaran kenaikan gaji PNS ini adalah berjumlah 6% dari jumlah gaji pokok yang diterima oleh para pegawai negeri sipil, anggota polri dan anggota TNI.

Peraturan Pemerintah (PP) kenaikan gaji PNS 6% terkait dengan peraturan gaji pegawai negeri sipil memang belum dikeluarkan secara resmi. Karena memang bila resmi dikeluarkan kepastian naiknya gaji para pns tni polri 2015 akan segera bisa diturunkan dan diumumkan secara luas pada masyarakat.

Daftar tabel gaji pns tni polri 2015 dan juga besaran kenaikan gaji pns tni polri sebesar 6% di tahun 2015 dan juga PP kenaikan gaji PNS 2015 ini adalah merupakan informasi yang banyak juga dinantikan oleh para pegawai negeri sipil, para anggota tni polisi aktif yang akan mulai mendapatkan gaji yang naik per 1 Januari 2015 nantinya.

Kenaikan Gaji  PNS TNI POLRI 2015

Gaji Uang Makan PNS TNI POLRI Naik Tahun 2015


Dalam RAPBN 2015 pemerintah kembali menaikkan gaji dan uang makan PNS sebesar enam persen. Kenaikan tersebut termasuk kepada Polisi/TNI dan berlaku di 2015. Adapun alasan kembali menaikkan uang makan dan gaji ookok para abdi negara tersebut agar pada tahun depan kinerja PNS dapat lebih efektif. 

Pelayanan PNS kepada masyarakat juga diharapkan meningkat dengan kenaikan gaji ini. Antara lain, pengembangan kebijakan peningkatan akses masyarakat terhadap informasi publik dan open government, penguatan lembaga quasi pemerintahan, penguatan media center, media komunitas, dan media lainnya di masyarakat.

Kenaikan Gaji PNS Berdasarkan Tunjangan Kinerja PNS

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) terus mempercepat penyelesaian Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Sistem Penggajian PNS TNI Polri.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) berencana untuk mengubah skema kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS). Nantinya gaji tidak akan dipukul rata dengan persentase tertentu melainkan berdasarkan capaian kinerja.

Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menyatakan aturan tersebut belum dapat berlaku tahun depan. Oleh karena itu, Rencana Kenaikan Gaji PNS minimal 6% akan tetap terealisasi.

"Kenaikan gaji 6% tetap akan berlaku tahun depan," tegas Akolani saat berbincang dengan media di kantornya, Jakarta, Rabu (8/10/2014).

Hal yang sama berlaku untuk uang pensiunan PNS serta anggota TNI/Polri naik 4%. Kemudian uang makan PNS dan uang lauk pauk anggota TNI/Polri naik Rp 5.000 per hari menjadi masing-masing Rp 30.000 per hari dan Rp 50.000 per hari.

Komponen gaji pns tahun 2015 nantinya akan dinilai berasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
  1. Gaji Pokok PNS.
  2. Tunjangan Kemahalan PNS.
  3. Tunjangan Kinerja PNS.

Gaji Ke 13 PNS TNI Polri 2015

Gaji Ke 13 PNS TNI Polri 2015


Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) menegaskan, hingga saat ini belum ada perubahan mengenai gaji ke-13. Artinya, PNS, TNI/Polri serta pensiunan masih tetap menerima gaji ke-13 pemerintahan Jokowi yang biasanya disalurkan setiap menjelang tahun ajaran baru.

Berikut penjelasan Herman Suryatman selaku Kepala Biro Hukum Komunikasi Informasi Publik KemenPAN-RB seperti dikutip dari jpnn.com terkait dengan pemberitaan dan informasi PNS Tetap Terima Gaji ke-13dan juga Muncul Isu Jokowi Hapus Gaji Ke-13.

"Belum ada instruksi apa-apa tentang gaji 13, masih tetap seperti yang sebelumnya," Dia mengimbau masyarakat jangan terpengaruh dengan isu-isu terkait efisiensi anggaran yang tengah digalakkan pemerintahan Presiden Jokowi-JK.

"Jangan mudah terprovokatif atau percaya dengan isu yang tidak jelas sumbernya. Yang jelas sampai hari ini belum ada instruksi tentang penghapusan gaji 13," tegasnya.

Ditambahkannya, kebijakan gaji 13 muncul di jaman pemerintahan Megawati Soekarno Putri. Tujuannya adalah ingin memberikan bantuan kepada seluruh PNS, TNI, dan Polri yang anaknya memasuki tahun ajaran baru. Kebijakan ini terus dilanjutkan hingga masa pemerintahan SBY dua periode.

"Tahapan efisiensi anggaran yang akan dilakukan KemenPAN-RB adalah dengan mengurangi jumlah pegawai. Itu sebabnya pemerintah tengah melakukan kajian untuk selanjutnya ditentukan apakah moratorium PNS 5 tahun dilakukan sepenuhnya atau terbatas, artinya masih dibuka untuk formasi tertentu saja. Rencananya awal tahun 2015 nantinya sudah ada putusannya".