Minggu, 20 Februari 2011

Aliran Klasik Pendidikan


A. ALIRAN EMPIRISME
Bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pebawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulasi-stimulasi. Dari alam bebas maupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. 


Tokohnya adalah John Locke (1932-1704) yang mengembangkan teori “ Tabularasa” anak lahir ke dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan yang berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Tokoh lainnya adalah Ivan Pavlov, dengan Classical Conditioning, E. Thorndike BF. Skinner “ Operant Conditioning atau Instrumental Learning, serta NE.Miller dan J.Dollard dengan” Social Learning yang berkem- bang menjadi Participant Modeling” oleh A. Bandura.

B. ALIRAN NATIVISME
Bertolak dari Leibnitzian tradition yang menekan kemampuan dalam diri anak sehingga faktor lingkungan, termasuk pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil pendidkan ditentukan oleh pembawan yang sudah diperoleh sejak lahir. 
Schopenhauer (178-1860) Bayi itu lahir sudah dengan pembawan baik dan buruk. Olweh karena itu hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawan sejak lahir. Bagi nativisme lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.

Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativis me yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu “inti” pribadi (G.Leibnitz: monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempu nyai kemauan bebas. (Humanistic Psychologi/ Phenomenologis Carl Rogers dl).
Variasi Phenomenologis/Humaistic:
1. Pendekatan aktualisasi diri atau non direktif (client centered) dari Carl Rogers dan Abraham Maslow
2.Pendekatan “Personal Constructs” G. A. Kely yang menekankan betapa pentingnya memahami hubungan transaksional antara manusia dan lingkungannya sebagai bekal awal memahami perilakunya. 
3.Pendekatan “Gestalt” 
4.Pendekatan “ Search for meaning” dengan aplikasinya sebagai Logotherapy” dari Viktor Franki yang mengungkapkan pentingnya semangat (human spirit) untuk mengatasi berbagai tantangan/ 77masalah yang dihadapi.

C. ALIRAN NATURALISME
J.J. Rousseau (1712-1778) Berpendapat bahwa semua anak yang baru lahir mempu- nyai pembawan baik. Namun pembawaan yang baik itu akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Pendidikan yang diberikan oleh orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativisme, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan anak pada alam, dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan.
Anak harus dijauhkan dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat (artificial) sehingga kebaikan anak yang diperoleh secara alamiah sejak lahir dapat secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas untuk mengembangkan pembawanya, kemampuanya, dan kecenderungannya. Pendidikan, harus dijauhkan dalam perkem- bangan anak, karena hal itu dapat menjauh- kan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. 

D. ALIRAN KONVERGENSI
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871- 1939), seorang ahli pendidikan Bangsa Jerman. Ia berpen- dapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawa- an buruk. Dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik tidak dapat menghasil- kan perkembangan anak yang optimal kalau pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu.

Ada berbagai variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menen tukan perkembangan itu. Hal ini tercermin dalam perbedaan dalam strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia; seperti strategi disposisional/ konstitusional, phenome- nologis /humanistik, behavioral, mau- pun psikodinamik/ psikoanalitik dsb.
Dalam hal teori belajar muncul variasi teori/ model Behavioral a.l (belajar Tuntas, Model Belajar Kontrol Diri Sendiri, Model simulasi, dan Model Asertif). Rumpun Model Pemprosesan Informasi (Model Inkuiri, Model Presentase Kerangka dasar atau Advance Organizer, dan Model Pengembangan Berfikir). Dll. Peran guru, fasilitator ataukah informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan test objektif atau esei, perumusan tujuan pembelajaran (behavioral, peran pada teknologi pemelajaran The Teaching Mechine, Belajar berprogramma dll).

Mahkota Seorang Guru


Kejujuran merupakan sifat yang dinilai sudah mulai luntur dari diri bangsa ini. Bahkan dari ketidakjujuran segelintir orang berakibat fatal pada rasa ketidakpercayaan publik. Seperti halnya oknum-oknum pemerintah yang sudah menjadi rahasia umum bahwa kejujuran di kalangan pemerintahan dari semua lini dan bidang sudah jarang didapati rasa kejujuran dari diri pribadi. Bahkan hal ini pun telah menggerogoti insan yang dinilai mulia karena jasa besarnya mencetak generasi penerus bangsa yang bermoral dan profesional.


Kejujuran adalah mahkota seorang guru. Begitu kata seorang pakar endidikan Islam, Fuad bin Abdul Aziz Al-Syalhub, dalam bukunya Al-Mu’allim Al-Awwal Shallallahua’alaihi wa Sallam Qudwah Likulli Mu’allim wa Mu’allimah. Dia mengatakan hal itu dengan mengambil teladan pada diri sang guru ummat, Nabi Muhammad SAW yang menggunakan salah satu motode pengajarannya sangat menjunjung tinggi kejujuran, ternyata telah berhasil begitu banyak meninggalkan ilmu berguna membekas pada muridnya.
Kalau saja semua guru sekarang mau bersepakat contoh guru yang paling sempurna adalah Rasulullah SAW, tentu metode yang beliau gunakan sangat perlu untuk dipelajari, dihayati, dan diamalkan. Karena keampuhan motode tersebut sudah terbukti sangat luar biasa, ribuan sahabat yang sekaligus menjadi murid Nabi SAW mampu menyerap ilmu begitu banyak. Padahal kala itu sarananya sangat terbatas termasuk alat untuk tulis menulis pun sangat minim, namun hafalan mereka hinga sekarang telah melahirkan ribuan kitab yang dibukukan oleh para generasi yang datang kemudian.
Keberhasilan proses pendidikan yang diajarkan Rasulullah SAW 14 abad yang lalu itu, hendaknya sekarang perlu menjadi renungan bagi para guru dan pejabat yang mengelola pendidikan di negri ini. Karena hampir tiap tahun ajaran berakhir, banyak yang gelisah dengan target kelulusan murid yang terancam tidak akan tercapai. Sehingga menjelang Ujian Nasional (UN) setiap tahun berbagai upaya pun dilakukan. Guru-guru diharuskan mengajar ekstra, murid-murid dipompa, dan tidak sedikit anggaran harus ditambah untuk itu.
Kenapa hal ini sampai terjadi? Barangkali apa yang dikatakan Fuad bin Abdul Aziz itu ada benarnya. Banyak guru di negeri kita sekarang sudah mulai hilang mahkotanya. Mereka tidak lagi memiliki salah satu sifat mulianya yang bernama kejujuran. Banyak para pendidik dewasa ini telah mengabaikan urgenitas sebuah prinsip, ilmu, amal dan keikhlasan. Sehingga begitu banyak ilmu yang seharusnya berguna dan bermanfaat, namun tidak berbekas pada muridnya.
Bukti ketidak jujuran para guru itu, sepertinya sudah diakui semua pihak termasuk pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan beberapa kali sudah ujian nasional diadakan, hasil yang diperoleh anak didiknya kurang mendapat kepercyaan bahwa itu murni kemampuan mereka. Sehingga setiap kali UN berlangsung pengawasan pun tidak dipercayakan lagi sepenuhnya kepada guru.
Pembentukan tim indenpenden yang anggotanya diambil dari luar kalangan guru, seharusnya menjadi pukulan berat bagi mereka. Bahwa kejujuran sebagai mahkota seorang guru telah hilang tercerabut dari tangannya akibat kesalahan yang dilakukannya sendiri.
Tapi dalam kenyataannya, aneh sekali banyak guru hingga sekarang belum dapat menyadari hal tersebut. Sehingga ketika tim indenpenden dibentuk untuk mengawasi ujian nasional itu mereka menyambut saja tanpa terlihat protes sedikitpun. Barangkali memang ini suatu pengakuan dari kalangan guru itu sendiri mereka memang layak untuk tidak dipercaya.
Karena kenyataannya dalam mencapai hasil agar angka kelulusan siswa di suatu sekolah bisa tinggi, sebagian guru ada yang berbuat curang demi untuk mendapat prestise dan nama baik sekolah. Karena jika banyak siswa di suatu sekolah gagal dalam UN para guru di sana akan merasa malu, maka itu diambillah jalan pintas dengan membagi-bagi kunci jawaban kepada murid ketika guru itu ditugaskan mengawasi anak-anak yang ikut ujian.
Hasil yang diperoleh dari perbuatan curang tersebut dalam waktu singkat para guru memang mendapatkan satu kebanaggaan semu. Namun untuk selanjutnya dalam waktu yang panjang profesi guru yang seharusnya sangat mulia justru semakin menjadi sangat hina. Jangankan untuk mengharap dapat memperoleh kepercayaan dari pihak lain, malah dari siswanya sendiri guru akan dipandang sebagai orang yang suka berkata bohong.
Karena sewaktu mengajar di depan kelas banyak guru yang mendorong murid-muridnya untuk giat belajar dengan melakukan ancaman jika nanti tidak bisa menjawab soal mereka akan gagal dalam ujian. Namun dengan adanya perlakuan guru yang mau mengasih kunci jawaban, anak-anak pun tidak lagi percaya kepada gurunya. Toh kalaupun tidak bisa nanti pasti ada guru yang akan membantu.
Guna mengembalikan mahkota guru yang telah hilang itu, agaknya momentum UN setiap tahun bisa digunakan dengan baik. Guru tidak perlu lagi memberi kunci jawaban kepada siswa. Karena tugas guru untuk mengajar jangan diselewengkan pada prioritas lain hanya sekedar mencari nama. Biarlah anak-anak menjawab sendiri semua soal dengan kemampuannya sendiri. Jika toh nanti mereka gagal beri kesempatan mengulang setahun lagi, agar upaya belajar mau ditingkatkan.

Mustofa Abi Hamid

Senin, 14 Februari 2011

puisi untuk guru

Seorang guru adalah Pendidik dan Pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan Formal, Pendidikan dasar, Pendidikan menengah. Guru-guru mempunyai semacam kualifikasi Formal, Di dalam Difinisi yang sangat luas. setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru, bisa juga di anggab sebagai seorang guru.
Kumpulan Puisi Guru Pendidikan

Secara Formal Seorang guru adalah seorang pengajar di sekolah negri atau swasta yang memiliki kemampuan yang berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus Sarjana. Yang telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai Guru yang berdasarkan Undang-undang Guru / Dosen yang berlaku. Nah sekarang berikut di bawah ini sengaja saya share buat anda Kumpulan Puisi Guru.

Terimakasih Guruku

Guru... Engkaulah pembimbing
Engkaulah mengjarku
Engkaulah pendidikku

Guru... Itulah julukanmu
Yang tak pernah bosan
Dalam mengajar dan membimbingku

Guru... Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa dan segala gelapnya dunia
Engkau adalah setetes embun yang menyejukkan hati
  
Guru... Engkau adalah pahlawan yang tak mengharapkan imbalan
Dan segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan keiklasan

Guru... Tampamu aku akan hancur
Tampamu aku akan sengsara
Tampamu aku akan sesat

Guru... Tampamu aku tak bisa menulis
Tampamu aku tak bisa membaca
Tampamu aku tak bisa berhitung

Guru... Terimakasihku ucapkan
Atas segala Jasa-jasa yang telah kau berikan
Selama ku belajar di sekolah ini
(Puisi Dari Anggita Nurul Taeyeon)

Guruku Pahlawaku

Andai kata matahari telah tiada
Dunia akan beku dan bisu
Pelangi takkan pernah terpancar
Kehidupan takkan pernah terlaksana

Di saat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang tampak dari Sudut-sudut bibirmu
Dan Gerak-gerik tubuhmu

Engkau menyinari Jalan-jlan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa depan
Engkau terangi kami dalam lentera ilmu
Yang takkan pernah sima di terpa angin usia

Guru... Engkau guru yang tak pernah mengharapkan balasan
Di saat kami tak mendengarkan mu
Engkau yang tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami...

Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang Warna-warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tantang kata yang harus di baca
Engkau membuat hidup kami sangat berarti

Guru... Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua Jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasamu akan kami semat abadi di sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku.. Engkau pahlawanku
(Puisi Dari Upee)

Guru

Guru... Engkau membimbingku setiap hari
Setiap waktu dan setiap saat
Hatimu sungguh mulia
Engkau adalah orang tua yang ke dua dalam hidupku

Setiap hari...
Engkau curahkan ilmu
Untuk bekalku nanti
Engkau adlah Patriot pahlawan bangsa

Terimakasih guru ku
Karna engkaulah aku menjadi pintar
Engkau ku sebut...
Pahlawan tampa tanda jasa
(Puisi Dari Zaneta N.A.J)

Pahlawan Tampa Tanda Jasa

Pahlawan tampa tanda jasa
Adalah Guru ku
Yang mendidikku
Yang membekali ku ilmu

Dengan tulus dan sabar
Senyumu memberiku semangat
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu

Menandakan sebuah perjuangan yang begitu besar
Untuk Murit-muritmu
Terimakasih guruku
Perjuanganmu begitu berarti bagiku

Tampamu ku takkan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan do'a untukmu
Terimakasih Guruku
(Puisi dari Hendra Gunawan)

Terimakasih Guru

Engkaulah pembimbingku
Engkaulah pengajarku
Engkaulah pendidikku

Guru... Itulah julukanmu
Yang tak pernah bosan
Dalam mengajar dan membimbingku

Guru... Tanpa dirimu aku akan hancur
Tampa dirimu aku akan sengsara
Tampa dirimu aku akan sesat
Guru... Terimakasih atas segala Jasa-jasamu

Pahlawan Pendidikan

Jika dunia kami yang dulu kosong
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna yang hampa dan gelap
Tak bisa Apa-apa dan tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan Garis-garis dan kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karna kau mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus di baca
Terimakasih guruku dari lubuk hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kami bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah kami bisa merubah nasib
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Pada hari pendidikan Nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
Wahai pejuang pendidikan Indonesia

Guruku

Guruku...
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau jadikan kami tahu
Engkau jadikan kami mengerti
Engkau jadikan kami pandai

Guruku...
Engkau tak kenal lelah
Engkau tak kenal putus asa
Engkau mendidik kami dengan kesabaran
Engkau mendidik kami dengan kesungguhan

Guruku...
Inginku balas Jasa-jasamu
Dengan kesungguhanku belajar
Dengan kesuksesanku belajar
Dengan keberhasilanku

Guruku...
Selalu ku panjatkan do.a untukmu
Dan tuhan membalas ketulusanmu
Semoga...
(Puisi Karya Elza MF) 

Guruku Pelitaku

Ku ikuti sudah langkah kaki ini
Membawaku menuju Lorong-lorong tak berujung
Namun, Selalu ku dengar sang pelita memanggiku
Dengan untaianya sang pelita menuntunku

Karena pelita ku keluar dari lorong
karena pelita kudapat meraih Cita-cita
Tahukah engkau?
Ada pelita yang selalu ku ingat
Ada pelita yang selalu ku hormati

Engkaulah Guruku
Guru yang memberi setitik ilmu
Tak putus asa walau peluh terus mengucur
Tidaklah untuk dirinya seorang
Hanya untuk generasi penerus bangsa

Janganlah engkau pernah redup wahai pelitaku!
Cahaya ilmu selalu di tunggu
Bukan untuk satu jiwa
Tapi untuk semua umat
(Puisi Karya Nur Afiani) 

kumpulan puisi untuk guru

Seorang guru adalah Pendidik dan Pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan Formal, Pendidikan dasar, Pendidikan menengah. Guru-guru mempunyai semacam kualifikasi Formal, Di dalam Difinisi yang sangat luas. setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru, bisa juga di anggab sebagai seorang guru.
Kumpulan Puisi Guru Pendidikan

Secara Formal Seorang guru adalah seorang pengajar di sekolah negri atau swasta yang memiliki kemampuan yang berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus Sarjana. Yang telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai Guru yang berdasarkan Undang-undang Guru / Dosen yang berlaku. Nah sekarang berikut di bawah ini sengaja saya share buat anda Kumpulan Puisi Guru.

Terimakasih Guruku

Guru... Engkaulah pembimbing
Engkaulah mengjarku
Engkaulah pendidikku

Guru... Itulah julukanmu
Yang tak pernah bosan
Dalam mengajar dan membimbingku

Guru... Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa dan segala gelapnya dunia
Engkau adalah setetes embun yang menyejukkan hati
  
Guru... Engkau adalah pahlawan yang tak mengharapkan imbalan
Dan segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan keiklasan

Guru... Tampamu aku akan hancur
Tampamu aku akan sengsara
Tampamu aku akan sesat

Guru... Tampamu aku tak bisa menulis
Tampamu aku tak bisa membaca
Tampamu aku tak bisa berhitung

Guru... Terimakasihku ucapkan
Atas segala Jasa-jasa yang telah kau berikan
Selama ku belajar di sekolah ini
(Puisi Dari Anggita Nurul Taeyeon)

Guruku Pahlawaku

Andai kata matahari telah tiada
Dunia akan beku dan bisu
Pelangi takkan pernah terpancar
Kehidupan takkan pernah terlaksana

Di saat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang tampak dari Sudut-sudut bibirmu
Dan Gerak-gerik tubuhmu

Engkau menyinari Jalan-jlan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa depan
Engkau terangi kami dalam lentera ilmu
Yang takkan pernah sima di terpa angin usia

Guru... Engkau guru yang tak pernah mengharapkan balasan
Di saat kami tak mendengarkan mu
Engkau yang tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami...

Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang Warna-warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tantang kata yang harus di baca
Engkau membuat hidup kami sangat berarti

Guru... Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua Jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasamu akan kami semat abadi di sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku.. Engkau pahlawanku
(Puisi Dari Upee)

Guru

Guru... Engkau membimbingku setiap hari
Setiap waktu dan setiap saat
Hatimu sungguh mulia
Engkau adalah orang tua yang ke dua dalam hidupku

Setiap hari...
Engkau curahkan ilmu
Untuk bekalku nanti
Engkau adlah Patriot pahlawan bangsa

Terimakasih guru ku
Karna engkaulah aku menjadi pintar
Engkau ku sebut...
Pahlawan tampa tanda jasa
(Puisi Dari Zaneta N.A.J)

Pahlawan Tampa Tanda Jasa

Pahlawan tampa tanda jasa
Adalah Guru ku
Yang mendidikku
Yang membekali ku ilmu

Dengan tulus dan sabar
Senyumu memberiku semangat
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu

Menandakan sebuah perjuangan yang begitu besar
Untuk Murit-muritmu
Terimakasih guruku
Perjuanganmu begitu berarti bagiku

Tampamu ku takkan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan do'a untukmu
Terimakasih Guruku
(Puisi dari Hendra Gunawan)

Terimakasih Guru

Engkaulah pembimbingku
Engkaulah pengajarku
Engkaulah pendidikku

Guru... Itulah julukanmu
Yang tak pernah bosan
Dalam mengajar dan membimbingku

Guru... Tanpa dirimu aku akan hancur
Tampa dirimu aku akan sengsara
Tampa dirimu aku akan sesat
Guru... Terimakasih atas segala Jasa-jasamu

Pahlawan Pendidikan

Jika dunia kami yang dulu kosong
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna yang hampa dan gelap
Tak bisa Apa-apa dan tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan Garis-garis dan kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karna kau mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus di baca
Terimakasih guruku dari lubuk hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kami bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah kami bisa merubah nasib
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Pada hari pendidikan Nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
Wahai pejuang pendidikan Indonesia

Guruku

Guruku...
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau jadikan kami tahu
Engkau jadikan kami mengerti
Engkau jadikan kami pandai

Guruku...
Engkau tak kenal lelah
Engkau tak kenal putus asa
Engkau mendidik kami dengan kesabaran
Engkau mendidik kami dengan kesungguhan

Guruku...
Inginku balas Jasa-jasamu
Dengan kesungguhanku belajar
Dengan kesuksesanku belajar
Dengan keberhasilanku

Guruku...
Selalu ku panjatkan do.a untukmu
Dan tuhan membalas ketulusanmu
Semoga...
(Puisi Karya Elza MF) 

Guruku Pelitaku

Ku ikuti sudah langkah kaki ini
Membawaku menuju Lorong-lorong tak berujung
Namun, Selalu ku dengar sang pelita memanggiku
Dengan untaianya sang pelita menuntunku

Karena pelita ku keluar dari lorong
karena pelita kudapat meraih Cita-cita
Tahukah engkau?
Ada pelita yang selalu ku ingat
Ada pelita yang selalu ku hormati

Engkaulah Guruku
Guru yang memberi setitik ilmu
Tak putus asa walau peluh terus mengucur
Tidaklah untuk dirinya seorang
Hanya untuk generasi penerus bangsa

Janganlah engkau pernah redup wahai pelitaku!
Cahaya ilmu selalu di tunggu
Bukan untuk satu jiwa
Tapi untuk semua umat
(Puisi Karya Nur Afiani)